Ustaz Abdul Somad Jelaskan 3 Konsekuensi Muslim Ucapkan Selamat Natal

Ustaz Abdul Somad (UAS) Kunjungi MUI
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Suka Cita Natal dirasakan umat Nasrani sejak Selasa 24 Desember 2019. Untuk menghormati saudara dan kerabat yang merayakan Natal, biasanya masyarakat yang beragama muslim ikut menyampaikan ucapan selamat Natal kepada yang merayakan.

Namun ternyata hal itu menimbulkan kontroversi tersendiri. Apalagi beberapa tokoh besar seperti presiden, menteri bahkan para ulama turut mengucapkan selamat Natal demi toleransi antar umat beragama.

Namun ada anggapan lain sejumlah ulama yang berbeda pendapat mengenai ucapan selamat Natal. Pangkal perbedaan ulama-ulama tersebut adalah keterkaitan ucapan selamat Natal dengan wilayah muamalah dan tauhid seseorang. 

Ada yang menganggap ucapan selamat Natal masih di ruang muamalah, namun ada juga yang berpendapat sebaliknya.

Ustaz Abdul Somad (UAS) beberapa kali dalam ceramahnya juga pernah mengungkapkan soal bagaimana hukumnya dalam islam mengucapkan 'Selamat Natal' kepada umat Nasrani.

Dalam sebuah video UAS yang diunggah akun Fodamara TV UAS menjawab pertanyaan jemaah soal Natal.

"Sekarang banyak orang-orang islam latah, ikut-ikut ucapkan selamat natal dan tahun baru, baik langsung maupun pakai SMS, Marry Chrismas and Happy New Year. Bagaimana hukumnya pak Usataz?" ujar salah satu jemaah yang ditulis lewat secarik kertas untuk dibacakan UAS.

Lewat pertanyaan itu, UAS tidak langsung menjawab apak boleh atau tidak, namun ia menjelaskan dengan jelas namun tanpa menghakimi.

"Ketika Anda mengucapkan selamat Natal, itu artinya selamat, Allah sudah melahirkan anak, pada tanggal 25 Desember," ujar UAS.

Lebih lanjut UAS menyebut ada 3 konsekuensi dari mengucapkan selamat Natal. 

"Pertama Mengakui kalau Tuhan punya anak, yang kedua meyakini bahwa Tuhan lahir di tanggal 25 Desember. Padahal Nabi Isa lahir musim pada saat musim panas, Nabi Isa lahir bulan Juli. yang ketiga mengakui bahwa Nabi Isa mati di tiang salib," ujarnya.

Padahal, ia mengatakan dalam sejarah Islam, Nabi Isa tidak mati disalib pada hari itu. 

"Lalu siapa yang disalib itu? ada yang diserupakan namanya, dia adalah Judas yang disogok pakai uang emas untuk menunjukkan di mana tempat persembunyian Nabi Isa," ujar UAS.