Proyek Jet Tempur Indonesia-Korea Selatan Terancam Bubar
- ANTARA FOTO/Siswowidodo
VIVA – Proyek jet tempur bersama Indonesia dan Korea Selatan terancam bubar. Hal ini dikarenakan masih belum ada kata sepakat dari kedua negara. Program yang disebut Korean Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) itu tengah dinegosiasi lantaran sebelumnya pernah dikatakan ditunda.
"Masih bernegosiasi," kata Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD, di Jakarta, Kamis 12 Desember 2019.
Ia mengaku detail dan teknis mengenai kelanjutan program tersebut akan dijawab secara menyeluruh oleh Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto.
Sementara itu, Staf Khusus Menhan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, menyatakan bahwa kemungkinan kelanjutan program itu masih akan ditinjau lebih lanjut. Pemerintah sedang mengkaji dari sisi anggaran dan efektivitas kerja sama antar dua negara.
"Pak Menhan (Prabowo Subianto) juga masih bernegoisasi dengan melihat berbagai kemungkinan keputusan yang bisa diambil, termasuk terkait anggaran dan lain sebagainya," kata Dahnil.
Seperti diketahui, Menkopolhukam Mahfud MD dan Menhan Prabowo Subianto telah bertemu Menhan Korea Selatan Jeong Kyeong-doo. Ketiganya membahas soal negosiasi program KFX/IFX.
Tarik ulur kerja sama pengembangan jet tempur generasi 4,5 ini sempat tertunda sejak 2016. Kala itu, pemerintah Indonesia telah membayar iuran sebesar 132 miliar won atau setara US$118 juta.
Dua tahun berikutnya, yakni 2017 dan 2018, pemerintah Indonesia menghentikan pembayaran iuran program KFX/IFX, karena menganggap manfaat program tak sebanding dengan ongkos yang dikeluarkan.
Awalnya, dalam kesepakatan disebutkan bahwa Indonesia menanggung biaya program pengembangan pesawat tempur itu sebesar 20 persen, sementara Korea Selatan 80 persen.
Dalam 10 tahun pengembangan yang akan dilakukan hingga 2026, total biaya yang ditanggung Indonesia mencapai Rp21,6 triliun.