Pasar Oro-oro Dowo, Satu-satunya Pasar Ber-SNI Bayarnya Non Tunai
- VIVA.co.id/Lucky Aditya
VIVA – Pasar Oro-oro Dowo Malang, Jawa Timur mengubah wajah pasar tradisional menjadi pasar dengan konsep modern. Pembeli diklaim bakal betah di dalam pasar, sebab di pasar ini dijamin bebas aroma tak sedap seperti di pasar tradisional pada umumnya.
Sejak mengalami pembaruan wajah pada 2015, pasar ini menjadi satu-satunya pasar percontohan di Jawa Timur. Revitalisasi Pemerintah Kota Malang membuat pasar ini dilabeli Pasar Standar Nasional Indonesia oleh Kementerian Perdagangan pada 2017.
Pengelola Pasar Oro-oro Dowo, Endang Sri Sundari mengatakan, pasar ini sempat berada pada titik nadir. Penjual pasar banyak mengalami kolaps. Penyebabnya, pelanggan enggan datang ke pasar tradisional karena saat itu masih kumuh dan minim fasilitas.
"Sempat mati suri, pedagang banyak yang memilih menutup toko karena sepi. Setelah melakukan modernisasi, geliat pasar tumbuh pesat. Kini 250 petak kembali ditempati pedagang. Di-launching pada 2015, kemudian 2017 satu-satunya pasar SNI di Jatim," kata Endang, Selasa 10 Desember 2019.
Endang mengakui status Pasar Oro-oro Dowo tetaplah pasar tradisional. Tapi, pasar ini berkonsep mirip mal atau supermarket. Ada beberapa fasilitas yang dibenahi pengelola pasar agar menjadi pasar percontohan. Salah satunya penataan lapak dagang harus terzona. Seperti zona sayur, zona ayam, zona daging, zona perkacangan, zona buah hingga zona makanan.
"Kemudian lorong jalan dibuat lebar, meja terbuat dari keramik, tertata rapi. Penambahan fasilitas lain adalah toilet, mushala, ruang difabel, ruang laktasi, klinik medis, pos keamanan, rest area, timbangan elektrik bagi pengunjung yang tidak puas. Sebagai tambahan walaupun di pasar tradisional kita punya troli untuk pembeli," ujar Endang.
Endang menjamin semua barang yang dijual adalah barangnya segar. Daging yang dijual disuplai langsung dari Rumah Potong Hewan Pemkot Malang, seluruh dagangan milik pedagang juga sudah melalui tahapan uji laboratorium. Bahkan, sebulan sekali BPOM Surabaya datang untuk memastikan dagangan pedagang tidak mengandung kandungan berbahaya seperti formalin hingga pewarna.
Modernisasi lainnya adalah, pembayaran non tunai. Kini pedagang pasar terhubung langsung dengan aplikasi. Pengelola bekerja sama dengan Link dan Bank Jatim untuk melayani pembayaran non tunai. Sehingga pembeli kini bisa membeli sayur atau bahan masakan dengan uang non tunai.
"Karena kami menginginkan semuanya, ke depan harus berbasis digital. Ini sudah berjalan enam bulan. Kita lakukan ini karena pengunjung pasar banyak dari luar kota. Mereka biasanya menginginkan pembayaran uang non tunai. Konsumen antusias sangat senang," tutur Endang.
Pedagang sayur organik di Pasar Oro-Oro Dowo, Soviatul Avivah mengatakan, awalnya mayoritas pedagang pasar masih bingung dengan sistem pembayaran non tunai. Namun, pengelola pasar terus bersosialisasi dan edukasi. Setelah berjalan enam bulan, kini semua pedagang mampu mengoperasionalkan pembayaran non tunai berbasis aplikasi.
"Sempat kesulitan tapi setelah tahu caranya kita tidak ada kesulitan. Kita merasa terbantu, karena konsumen bisa membayar tunai atau non tunai. Karena, beli sayur Rp1000 pun bisa pakai aplikasi setiap lapak memiliki barcode. Allhamdulilah setelah moderenisasi omzet naik per hari Rp500 ribu sampai Rp1 juta," kata Soviatul.