Tiga Kampus Terhijau di Dunia Versi UI GreenMetric

UI kampus terhijau di Indonesia
Sumber :
  • VIVA/ Zahrul Darmawan/ Depok

VIVA – Wageningen University and Research, Belanda, menjadi kampus hijau terbaik di dunia berdasarkan UI GreenMetric World University Rankings 2019. Sedangkan peringkat kedua dan ketiga diraih oleh University of Oxford, Inggris dan University of California Davis, Amerika Serikat.

Sementara di tingkat nasional, Universitas Indonesia (UI) masih menjadi kampus hijau terbaik, yang diikuti oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) pada urutan kedua dan ketiga. Pengumuman dilakukan di Balai Sidang UI, Kampus UI Depok, Jawa Barat pada Selasa 3 Desember 2019.

Pengumuman tersebut disaksikan langsung oleh Rektor UI, Prof. Muhammad Anis, Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset Inovasi Nasional RI, Muhammad Dimyati, Inspektur Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Laksmi Wijayanti, serta Ketua UI GreenMetric Prof. Riri Fitri Sari.

Tak hanya itu, proses pengumuman tersebut juga disiarkan secara langsung melalui streaming yang disaksikan oleh sejumlah perguruan tinggi luar negeri. Rencananya, penyerahan langsung plakat penghargaan Internasional akan dilakukan di Zanjan bertepatan dengan the 6th International Workshop on UI GreenMetric World University Rankings (IWGM 2020) di University of Zanjan, Iran, pada 8-10 Juni 2020.

Data yang dihimpun VIVA menyebutkan, Wageningen University and Research masih menjadi perguruan tinggi hijau terbaik nomor satu dunia sejak 2017,  lantaran universitas itu memiliki keunggulan hampir pada seluruh kriteria di UI GreenMetric dan bahkan memperoleh nilai maksimal pada 4 kriteria yaitu Pengelolaan Energi dan Perubahan Iklim (EC), Pengelolaan Limbah (WS), Pengelolaan Air (WR), dan Pendidikan (ED).

Universitas itu merupakan universitas pertanian dalam seluruh aspek perkuliahan dan penelitiannya. Sementara itu University of Oxford menunjukkan keunggulannya pada Pengelolaan Energi dan Perubahan Iklim (EC) karena memiliki tiga sumber energi terbarukan, yaitu Solar Cell, Geothermal, Combine Heat and Power dan pengelolaan smart-eco building yang sudah mencapai lebih dari 75 persen.

Selain itu, universitas itu juga memiliki keunggulan pada Pengelolaan Limbah (WS) dan Pengelolaan Air (WR). Sedangkan University of California Davis yang meraih peringkat ketiga memiliki jurusan environmental science yang bereputasi tinggi serta sangat berkomitmen kuat untuk menjaga lingkungan kampusnya tetap asri.

UI GreenMetric merupakan inovasi UI yang telah dikenal luas di dunia internasional sebagai pemeringkatan perguruan tinggi pertama di dunia berbasis komitmen tinggi dalam pengelolaan lingkungan hidup kampus.

Ketua UI GreenMetric Prof. Riri Fitri Sari menyebutkan, dari tahun ke tahun, terjadi peningkatan antusiasme peserta perguruan tinggi di dunia untuk berpartisipasi dalam pemeringkatan kampus terhijau.

“Tahun ini jumlah peserta mencapai 780 universitas dari 85 negara di dunia, bertambah dari sebelumnya sebanyak 719 Perguruan Tinggi dari 81 negara di tahun 2018,” katanya

Beberapa negara yang baru bergabung di tahun 2019 yaitu Bosnia dan Herzegovina, Estonia, Guatemala, Mauritius dan Uzbekistan. Di Indonesia, terdapat 72 Perguruan Tinggi yang telah berpartisipasi dalam UI GreenMetric.

Riri menjelaskan, pemeringkatan UI GreenMetric of World Universities dilandasi oleh tiga filosofi dasar, yakni Environment, Economic, dan Equity (3’Es) dengan bobot indikator penilaian yang terdiri atas keadaan dan infrastruktur kampus (15 persen), energi dan perubahan iklim (21 persen), pengelolaan sampah (18 persen), penggunaan air (10 persen), transportasi (18 persen), dan pendidikan (18 persen).

“UI GreenMetric telah memperlihatkan kepemimpinan dalam gerakan kampus hijau sedunia yang terlihat dari meluasnya kegiatan UI GreenMetric World University Rankings Network,” ujarnya

Saat ini terdapat 35 koordinator nasional dari 30 negara yang tersebar di Asia, Eropa, dan Amerika. Para Koordinator nasional ini sudah mengadakan lokakarya UI GreenMetric di negaranya masing-masing, dengan mendatangkan tim ahli dari UI untuk menjadi narasumber.

“Selama tahun terakhir ini reputasi UI sebagai pelopor Kampus Berkelanjutan semakin meningkat,” katanya

Selain itu lanjut Riri, UI GreenMetric juga telah menggelar tiga belas lokakarya di luar negeri yang bekerja sama dengan perguruan tinggi dan institusi luar negeri seperti University College Cork (Ireland), Universidad Autonoma de Occidente  and Icesi University (Colombia), University of Pécs and University of Szeged (Hungary), UIN Raden Intan Lampung (Indonesia), Hasanuddin University (Indonesia).

Kemudian, National Pingtung University of Science and Technology and Nanhua University (Chinese Taipei), Nazarbayev University (Kazakhstan), Universidade Federal de Lavras (UFLA) (Brazil), USEK (Holy Spirit University of Kaslik) (Lebanon), RUDN University (Russia), Escuela Superior Politécnica de Chimborazo (ESPOCH) (Ecuador), Bulent Ecevit University (Turkey), University of Sousse (Tunisia) dan Cyprus International University (Northern Cyprus).

Sementara itu, Rektor UI Prof. Muhammad Anis, mengungkapkan, saat ini kita tengah menghadapi permasalahan berkenaan lingkungan hidup yang serius, mulai dari perubahan iklim, bencana alam, kekurangan makanan dan air, dan polusi.

Terkait permasalahan tersebut, UI mengambil peran untuk meningkatkan upaya keberlanjutan lingkungan hidup di lingkungan global melalui UI GreenMetric.

“UI GreenMetric merupakan pelopor dalam pemeringkatan melalui pengembangan alat ukur kampus hijau yang kini telah banyak diadopsi oleh perguruan tinggi di dunia,” katanya

Dengan ikut serta dalam pemeringkatan maka perguruan tinggi yang berpartisipasi akan langsung mendukung pengembangan infrastruktur kampus hijau di dunia sebagai upaya mencetak generasi yang peduli akan keberlanjutan lingkungan hidup.

“Berbagai kampus di seluruh dunia yang telah melakukan berbagai upaya mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals) dari PBB tahun 2030 dan melakukan upaya preventif dan kuratif dalam rangka mitigasi dampak perubahan iklim.”