Billy Mambrasar, Anak Pedagang Kue dari Papua Kini jadi Stafsus Jokowi

Billy Mambrasar
Sumber :
  • Instagram

VIVA – Di antara 7 staf khusus milenial yang baru saja dipilih oleh Prsiden Joko Widodo, Gracia Billy Mambrasar adalah salah satu yang menjadi sorotan. Wajar saja, Billy merupakan satu-satunya stafsus yang berasal dari Papua

Tapi siapa sih Billy sebenarnya? Dan seperti apa kiprahnya hingga Presiden Jokowi memilihnya menjadi stafsus? 

Seperti dikutip dari VIVAnews, Billy dikenal sebagai pendiri Yayasan Kitong Bisa. Tapi siapa sangka jika ia ternyata Billy berasal dari keluarga yang kurang mampu di Serui, Kepulauan Yapen, Papua. Sehari-hari, ibunya berjualan kue dan makanan di pasar untuk menghidupi keluarganya. Ayahnya seorang guru. Tak jarang, ia membantu ibunya berjualan kue.

Sebagai penjual kue, ia memiliki semangat pantang menyerah dalam menjual dagangannya. Pasalnya, jika kue tersebut tidak habis maka tidak bisa dijual kembali keesokan harinya. Sisa kue jualan itu, dimakannya bersama saudaranya ketimbang basi.

Rumahnya juga tidak memiliki listrik, sehingga Billy harus belajar menggunakan pelita dan lampu minyak. Meski terbatas, mimpi Billy untuk meraih sukses ternyata tak terbatas. Oleh karena dari keluarga tidak mampu maka dia berusaha untuk berprestasi sehingga bisa mendapatkan beasiswa.

Saat di bangku SMA, ia mendapatkan beasiswa dari Pemprov Papua. Saat itu, hanya anak-anak terbaik dari sembilan kabupaten di Papua yang bisa mendapatkan beasiswa SMA favorit di Jayapura. Billy termasuk salah satunya.

Saat duduk di bangku SMA itu, ia bermimpi bisa menjadi insinyur dan kuliah di kampus teknik. Ia mengaku terinspirasi Presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno, yang merupakan mahasiswa teknik sipil dan bersekolah di kampus kulit putih milik Belanda, yakni Institut Teknologi Bandung.

Orang tuanya bilang jika hal itu tidak mungkin tercapai karena tak ada biaya, apalagi sekolahnya di Pulau Jawa, bukan di Papua. Biaya perjalanan juga tidak ada. Singkat cerita, biaya untuk tes masuk terkumpul dan ia berangkat ke Bandung, Jawa Barat.

Akhirnya, ia diterima di kampus itu di Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB. Biaya kuliah didapat dari beasiswa afirmasi dan otsus dari pemerintah.

Saat kuliah, ia kembali berjualan untuk mendapatkan tambahan penghasilan guna bertahan hidup. Padahal, pekerjaan itu sudah ditinggalkannya saat SMA. Ia juga mengamen, menyanyi di kafe dan pernikahan, serta berjualan kue untuk mendapatkan tambahan uang makan dan biaya hidup.

Billy juga pernah diundang untuk magang oleh Pemerintah Amerika Serikat dan berbicara di State Department Amerika Serikat. Dalam kunjungan ke Gedung Putih, ia juga bertemu dengan Presiden Barack Obama.

Pada 2017, ia ditunjuk sebagai utusan Indonesia yang berbicara tentang isu pendidikan di Kantor Pusat Perserikatan Bangsa Bangsa di New York, Amerika Serikat.  

Kini ia tengah merampungkan studi Magisternya dalam bidang bisnis di Universitas Oxford, Inggris. Pada 2015 ia juga sempat menjadi mahasiswa terbaik  saat menempuh studi di Australian National University (ANU) dengan beasiswa dari Pemerintah Australia. 

Dalam waktu dekat, ia juga akan melanjutkan pendidikan doktoralnya dengan Beasiswa Afirmasi dari LPDP di Universitas Harvard, Amerika Serikat, dalam bidang pembangunan manusia. "Ini putra tanah Papua. Lulusan ANU Australia dan menempuh pendidikan di Oxford University dan Oktober juga akan masuk ke Harvard untuk S3," kata Presiden Jokowi saat memperkenalkan Billy.

Pemilihan Billy sebagai stasus diharapkan mampu berkontribusi dalam membangun Bumi Cendrawasih. Pengalamannya selama 9 tahun mendorong anak-anak muda di timur Indonesia sebagai seorang enterpreneurship, menjadi modalnya sebagai stafsus. 

"Dengan pengalaman saya itu untuk membantu Pak Presiden dan pemerintah indonesia untuk menjangkau daerah terluar secara digital dan teknologi," ujar Billy.

Ia pun berkomitmen untuk membangun tanah kelahirannya agar lebih maju dan mengubah persepsi bahwa membangun Indonesia harus dari Papua. "Selama ini membangun Papua dari Indonesia. Tapi, sekarang terbalik membangun Indonesia dari Papua. Itu narasi yang kita usung ke depannya," katanya.