Lantik Surya Tjandra jadi Wamen, Jokowi Dipuji Peduli Difabel
- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/ama
VIVA – Presiden Joko Widodo melantik Surya Tjandra menjadi Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) di Istana Negara pada Jumat, 25 Oktober 2019. Tjandra merupakan pria kelahiran Jakarta, 28 Maret 1971. Pria berusia 48 tahun ini seorang politikus dan pengacara Indonesia.
Ia seorang tuna daksa dan bagian kaki kirinya terserang polio sejak usia 6 bulan. Orangtua Tjandra bekerja sebagai pedagang ayam potong di Pasar Jatinegara, Jakarta dan hidup di rumah kontrakan yang sering berpindah-pindah.
Semangat Tjandra untuk mengenyam pendidikan sangat tinggi, terbukti ia menyandang gelar sebagai doktor dan kuliahnya pun di luar negeri untuk program S2 dan S3.
Surya Tjandra merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia tahun 1995. Lalu, Tjandra melanjutkan pendidikan hukum S2 di Universitas Warwick, Inggris dan program S3 di Universitas Leiden, Belanda.
Dengan dilantiknya Surya Tjandra menjadi Wakil Menteri ATR, Jokowi langsung mendapatkan apresiasi dari warganet. Sebab, Tjandra dianggap mewakili kaum difabel.
Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya mengaku kagum dengan karier Surya Tjandra yang baru saja dilantik Presiden Jokowi sebagai Wakil Menteri ATR membantu Menteri ATR Sofyan Djalil.
"Baca rekam jejaknya, kompetensinya jauh melampaui pandangan bahwa dia bagian representasi kaum tionghoa & disabilitas. Salut bro!," kata Yunarto lewat twitternya yang dikutip Jumat, 25 Oktober 2019.
Selain itu, pemilik akun bernama Rudi Valinka memuji keputusan Presiden Jokowi dengan melantik Surya Tjandra. Menurut dia, Jokowi membuktikan peduli kepada kaum difabel.
"Surya Tjandra ditunjuk menjadi Wamen ATR/BPN yang berasal dari psi id adalah representasi kelompok minoritas: tionghoa dan difabel. Langkah maju presiden menghargai kelompok ini, semoga bisa bekerja dengan baik," tulisnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman mengatakan nama pemerintahan jilid kedua Jokowi-Ma'ruf Amin yakni Kabinet Indonesia Maju ini sesuai dengan visi misi Jokowi saat pidato perdana usai pelantikan di Gedung MPR/DPR RI pada Minggu, 20 Oktober 2019.
"Nama Menteri Kabinet Indonesia maju itu sesuai dengan visi presiden termasuk pada pidato di MPR menuju Indonesia Maju," kata Fadjroel.
Selain itu, Fadjroel menilai para menteri dan kepala badan setingkat menteri merupakan putra putri terbaik bangsa yang mewakili wajah Indonesia.
"Kabinet ini juga representasi dari semangat persatuan Indonesia," katanya.