Bos Hino Jepang Bangun Penangkaran Elang Jawa di Bogor

Penangkaran Elang Jawa
Sumber :
  • Viva.co.id/Muhammad AR Kontributor Bogor

VIVA – Bos perusahaan kendaraan asal Jepang PT Hino Motors Manufacturing Indonesia, Kazushi Ehara, membangun sangkar penangkaran Elang Jawa di Taman Safari Indonesia Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Kamis 24 Oktober 2019.

Dalam peresmiannya, didampingi Direktur Taman Safari Indonesia, Jansen Manansang, Kazushi menjelaskan, program konservasi Elang Jawa tersebut bertujuan untuk meningkatkan populasi spesies yang dilindungi.

Proses perkembangbiakan Elang Jawa akan dimonitor dan dipelajari oleh peneliti dan tim ahli dari Taman Safari Indonesia dan universitas lokal. Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan perkembangbiakan Elang Jawa di dalam penangkaran (eksitu). 

Bekerja sama dengan TSI merupakan CSR yang meliputi dua program mulai dari perkembangbiakan (breeding) dan penelitian tentang reproduksi Elang Jawa yang dilaksanakan selama satu tahun. 

“Dengan membangun kandang serta penelitian perkembangbiakannya, diharapkan Elang Jawa ini dapat terhindar dari kepunahan, sehingga di kemudian hari masih dapat dilihat oleh anak cucu kita”, ujar Ehara.

Untuk menunjang kondisinya, kandang perkembangbiakan Elang Jawa ini dibangun sedemikian rupa di lokasi terpisah yang jauh dari keramaian dengan tinggi mencapai 12 meter. Hal ini bertujuan untuk memberikan ruang yang luas dan tinggi menyerupai tempat tinggal Elang Jawa di alam liar.

Sepasang Elang Jawa akan menempati kandang perkembangbiakan ini. Harapannya, anakan Elang Jawa hasil perkembangbiakan dari pasangan ini di Lembaga Konservasi Eksitu Taman Safari Indonesia, jika dinilai sehat secara medis, akan dilepaskan ke habitat alaminya untuk menambah populasi Elang Jawa di alam (insitu).

Taman Safari Indonesia sebagai Lembaga Konservasi Eksitu telah memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di bidang konservasi spesies langka dan dilindungi. Dirut TSI Jansen Manansang menambahkan, Elang Jawa merupakan spesies burung pemangsa endemik (asli) Pulau Jawa ini harus dilindungi mengingat populasinya hanya tinggal 300 hingga 500 ekor saja. 

Populasinya terus menurun dan mengalami resiko kepunahan karena berkurangnya ekosistem hutan hujan tropis yang merupakan habitat alami Elang Jawa serta masih maraknya perburuan dan perdagangan ilegal.

”Kegiatan konservasi Elang Jawa maupun spesies langka Iainnya tidak dapat dilakukan oleh satu pihak saja. Kerja sama dan peran serta berbagai pihak muIai dari pemerintah, swasta hingga masyarakat dibutuhkan demi tercapainya kelestarian spesies langka dan endemik Indonesia," kata Jansen.