Indonesia Dilanda Cuaca Panas Ekstrem 3 Hari, BMKG: Itu Hoax
- U-Report
VIVA – Kamu dapat pesan berantai yang beredar di berbagai platform media sosial dan WhatsApp, bahwa Indonesia akan dilanda gelombang panas? Jangan was-was ya. Pesan berantai tersebut menyebarkan narasi Indonesia akan dilanda cuaca panas ekstrem dalam tiga hari ke depan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG menegaskan informasi itu tidak benar atau hoaks. BMKG mengatakan saat ini Indonesia dilanda suhu panas, bukan gelombang panas. Fenomena gelombang panas tidak terjadi di Indonesia. Tenang ya guys.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, R. Mulyono R. Prabowo M mengungkapkan, berdasarkan data histori, suhu maksimum di Indonesia belum pernah mencapai 40 derajat celsius. Data BMKG menyebutkan, suhu tertinggi yang pernah terjadi di Indonesia sebesar 39,5 derajat celsius pada 2015 di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Gelombang panas terjadi pada wilayah yang terletak pada Lintang menengah dan tinggi. Sementara wilayah Indonesia terletak di wilayah ekuator yang secara sistem dinamika cuaca tidak memungkinkan terjadinya gelombang panas.
Suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari, yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun. Sehingga, potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.
Bahkan pada 20 Oktober terdapat tiga stasiun pengamatan BMKG di Sulawesi yang mencatat suhu maksimum tertinggi yaitu Stasiun Meteorologi Hasanuddin (Makassar) 38,8 derajat celsius, diikuti Stasiun Klimatologi Maros 38,3 derajat celsius, dan Stasiun Meteorologi Sangia Ni Bandera 37,8 derajat celsius. Suhu tersebut merupakan catatan suhu tertinggi dalam satu tahun terakhir, yang mana pada periode Oktober pada 2018 tercatat suhu maksimum mencapai 37 derajat celsius.
Banyak minum air putih
BMKG mengimbau, masyarakat yang terdampak suhu udara panas ini untuk minum air putih yang cukup untuk menghindari dehidrasi, mengenakan pakaian yang melindungi kulit dari sinar matahari jika beraktivitas di luar ruangan, serta mewaspadai aktivitas yang dapat memicu kebakaran hutan dan lahan khususnya di wilayah-wilayah yang memiliki potensi tinggi karhutla.
Selain itu, BMKG juga meminta masyarakat untuk mewaspadai adanya angin kencang yang berpotensi terjadi di pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan.