Intimidasi Veronica Koman dan 'Shoot The Messenger' Aparat
- Twitter/@VeronicaKoman
VIVA – Pegiat dan pengacara HAM, Veronica Koman buka suara lho guys! Selepas ditetapkan sebagai tersangka ujaran kebohongan alias hoax serta provokasi terkait kerusuhan Papua, dia akhirnya bicara panjang dalam status Facebook-nya.
Dalam postingan di Facebook-nya, Veronica ngungkapin alasan selama ini dia berdiam diri dengan tudingan polisi lewat media massa. Dia bilang, diam bukan berarti tuduhan dari polisi adalah benar adanya. Malah dia mengaku mendapat intimidasi serta mengkritik metode aparat shoot the messenger dalam penanganan kasus dugaan pelanggaran HAM di Papua. Gimana tuh?
Veronica berdalih terpaksa diam dan tak meladeni polisi supaya isu Papua tidak melebar ke mana-mana.
"Saya tidak ingin berpartisipasi dalam upaya pengalihan isu dari masalah pokok yang sebenarnya sedang terjadi di Papua," tulisnya di laman Facebooknya dikutip Sabtu 14 September 2019.
Dalam postingan tersebut, Veronica menegaskan bakal melawan kriminalisasi dan intimidasi terhadapnya.
"Kepolisian telah menyalahgunakan wewenangnya dan sudah sangat berlebihan dalam upayanya mengkriminalisasi saya, baik dalam caranya maupun dalam melebih-lebihkan fakta yang ada," kata dia.
Soal intimidasi terhadapnya, Veronica mengatakan juga terjadi di Australia selepas dia berbicara soal pelanggaran HAM Papua di sebuah acara yang diselenggarakan Amnesty International Australia dan gereja Australia. Veronica mengaku intimidasi itu dilakukan oleh staf Kedutaan Besar Republik Indonesia di Australia.
"Para staf KBRI tidak hanya datang ke acara tersebut untuk memotret dan merekam guna mengintimidasi pembicara, tapi saya juga dilaporkan ke institusi beasiswa atas tuduhan mendukung separatisme di acara tersebut," kata dia.
Dampak dari intimidasi tersebut, menurut Veronica hubungannya dengan institusi beasiswa yang membiayai studi penggiat HAM itu menjadi dingin. Veronica juga tidak bisa meminta lagi pembiayaan beberapa hal yang seharusnya masih menjadi tanggungan beasiswa.
Baca juga nih: 5 Aset Termahal Mark Zuckerberg
Dalam postingan tersebut, Veronica juga menyayangkan kenapa penegak hukum memeriksa rekening pribadinya. Jelas menurutnya, persoalan rekening tidak ada kaitannya dengan pasal yang dituduhkan polisi kepadanya.
Dalam kasus Papua, Veronica mengkritik pemerintah dan aparat berupaya mencari kambing hitam dari persoalan inti Papua.
"Secara terang benderang, kita melihat metode ‘shoot the messenger’ sedang dilakukan aparat untuk kasus ini. Ketika tidak mampu dan tidak mau mengusut pelanggaran/kejahatan HAM yang ada, maka seranglah saja si penyampai pesan itu," tulisnya. Gimana menurut pendapatmu guys dengan penanganan isu Papua ini?