Tumor Ganas Buat Bocah 9 Tahun di Banyuwangi Berhenti Sekolah
- timesindonesia
Mohammad Riqi, bocah 9 tahun asal Dusun Serampon, Desa Segobang, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur terpaksa harus putus sekolah lantaran penyakit yang dideritanya. Tumor ganas yang mulai melahap separuh wajahnya itu membuat yatim piatu tersebut kehilangan masa kecil berharganya.
Dengan kondisi bengkak dan lebam di wajahnya, kini Riqi harus menghabiskan hari-harinya menahan rasa sakit diatas tempat tidur.
Pantauan di lapangan, Kamis (12/9/2019), tumor ganas itu hampir keseluruhan memangsa wajah putra kandung almarhum pasangan Rifai dan Nurhayati tersebut. Dengan kondisinya ini membuat Riqi tidak bisa berkata-kata dengan jelas, mata sebelah kanannya pun sudah tidak dapat digunakan untuk melihat.
"Separuh wajahnya sudah bengkak. Imbasnya, mata sebelah kanan sudah tidak bisa melihat. Terhimpit lebam," kata ibu asuh Riqi, Sumiyah.
Dengan kondisi Riqi yang kian parah tersebut, wanita separuh abad itu harus meninggalkan pekerjaannya sebagai buruh tani untuk sementara waktu. Istri Slamet Paryono itu harus menggantikan ibu angkatnya sebagai orang tua asuh Mohammad Riqi.
Sumiyah bercerita, sejak lahir Riqi sudah dititipkan kepada Yohani, ibu angkatnya. Riqi terpaksa dititipkan kepada Ibu angkatnya itu karena ibu kandungnya, Nurhayati harus bekerja. Sebelum dilahirkan, ayah kandung Riqi sudah meninggal dunia. Saat itu sebulan sekali, Nurhayati rutin memberikan uang untuk merawat Riqi hingga akhirnya Nurhayati harus meninggal karena sakit.
"Setelah Rifai dan Nurhayati meninggal, akhirnya ibu saya yang mengasuh," kata Sumiyah.
Setelah itu, ibu angkatnya, Yohani juga meninggal. Sebelum meninggal, ia sempat berpesan kepada Sumiyah untuk mengurus Riqi.
"Sejak itulah, muncul benjolan pada pipi kanan Riqi. Saya kira itu gigis, (sakit gigi pada anak kecil). Namun kian hari semakin membesar," katanya.
Diketahui sebelumnya, Riqi sempat bersekolah disebuah Sekolah Dasar setempat. Namun dengan keadaannya, teman-teman sekolah Riqi selalu mengolok-olok dan mengejek muka bengkaknya. Karena malu, Riqi kemudian tidak mau lagi melanjutkan sekolahnya. Hingga kini bocah yatim piatu itu hanya bisa mengeram kesakitan setiap melakukan segala sesuatu.
Menurut dr. Asiyah Aswin, pada hari Rabu (11/9/2019) kemarin sebenarnya Riqi sudah dijawalkan pulang, setelah beberapa hari dirawat di Rumah Sakit. Namun sehubungan akan dilakukan opname berupa pemeriksaan CT scan, Riqi harus diwajibkan untuk tetap tinggal.
"Sebenarnya ini akan kita rujuk ke Surabaya. Ini belum diagnosa pasti karena kemarin masih dilakukan pemeriksaan patologi anatomi saja. Dengan indikasi tumor ganas," katanya.
Karena keterbatasan biaya pengobatan, pasutri Sumiyah dan Slamet Paryono, orang tua asuh Mohammad Riqi, saat ini berharap adanya uluran tangan dermawan dan bantuan dari Pemerintah Banyuwangi untuk pengobatan atas tumor ganas yang diderita bocah yatim piatu 9 tahun tersebut.