Kemarau Panjang, Angka Kebakaran di Sragen Meningkat

Salah satu lokasi kebakaran di Sragen, Senin (9/9/2019). (Foto: Mukhtarul Hafidh/TIMES Indonesia)
Sumber :
  • timesindonesia

Angka kebakaran di Sragen pada tahun 2019 meningkat signifikan yakni mencapai 114 kasus. Dari jumlah tersebut 6 di antaranya terjadi di perbatasan Sragen dengan daerah lain, tapi ditangani oleh Pemadam Kebakaran Sragen.  

Data dari Bidang Pemadam Kebakaran Satpol PP Sragen menyebutkan angka kasus kebakaran tertinggi di bulan Agustus mencapai 53 kejadian. Disusul bulan Juli 21 kejadian, Juni 14 kejadian, sedangkan Januari sampai Mei setiap bulan tidak sampai 10 kejadian.

Pada bulan Agustus setiap hari rata-rata terjadi dua kejadian kebakaran baik rumah maupun lahan kosong. Namun yang menjadi keprihatinan dari semua kejadian tersebut tak sedikit adanya unsur kesengajaan dan ketidakhati-hatian.

Kepala Satpol PP dan Damkar Sragen, Heru Martono menyampaikan penyebab kebakaran memang menjadi ranah kepolisian. Namun ia menyebut rata-rata lupa mematikan kompor, membuat bediang untuk hewan ternak, dan adanya unsur kesengajaan membakar barongan, perkebunan tebu, dan lahan kosong.

"Pengaruh kemarau panjang ini kebakaran banyak. Semoga lekas turun hujan," katanya.

Menurutnya, masyarakat lalai saat membakar sampah. Setelah api membesar dan mendekati pemukiman baru sadar dan meminta bantuan pemadam kebakaran.

"Kalau penyebab bukan ranah damkar, biasanya polisi. Paling itu di rumah lupa matikan kompor, listrik barongan dan tebu kelalaian dan sengaja. Lumayan banyak, kebakaran deket rumah baru panggil damkar," jelasnya.

Menurut Heru Murtono, pentingnya edukasi kepada masyarakat untuk lebih hati-hati saat membuat bediang dan juga membakar sampah saat musim kemarau. Hal ini sebagai salah satu faktor pemicu tingginya angka kebakaran di Sragen.

Kendatipun angka kebakaran meningkat, Heru Martono mengklaim tidak ada korban jiwa tetapi hanya korban materi yang mencapai ratusan juta.

"Semoga tahun ini jangan ada korban lagi," ucapnya.