Tanda-tanda Seseorang Telah Terpapar Radikalisme
- VIVA.co.id/Adi Suparman
VIVA – Enzo Zenz Allie, bule berdarah Prancis-Indonesia sempat dipuji dan menjadi idola kaum Hawa setelah berhasil lulus seleksi Akademi Militer (Akmil) 2019. Namun foto Enzo membawa bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) membuatnya menjadi sorotan hingga dituding telah terpapar paham radikalisme.
Enzo pun menjadi kontroversi. Hingga akhirnya TNI AD melakukan pemeriksaan secara saintifik dan ilmiah untuk mencari tahu fakta sebenarnya. Pemeriksaan tak hanya dilakukan kepada Enzo, tapi juga kepada semua calon prajurit Akmil.
Berdasarkan data Kementerian Pertahanan, ada sekitar 3 persen anggota TNI yang sudah terpapar paham radikalisme dan tak setuju terhadap ideologi negara, Pancasila. Dikutip dari Vivanews, Menteri Pertahanan Ryamizard Riyacudu pun mengaku kecewa dengan anggota TNI yang sudah terpapar radikalisme.
Menurutnya, mereka yang terpapar harus diluruskan atau tak perlu lagi menjadi anggota TNI. "Saya kecewa kalau ada yang 3 persen yang sudah pudar, harus dibetulkan lagi. Kalau enggak, diselesaikan saja dia itu, enggak perlu jadi tentara, ngotor-ngotorin saja," kata Ryamizard.
Pengamat terorisme dari Institute Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi sebelumnya mengatakan bahwa paham radikalisme dipengaruhi sejumlah faktor yang menjadi pemantiknya, seperti pendidikan, pemikiran, ekonomi, politik, sosial, dan psikologis.
Dan orang yang terpapar paham radikalisme sebenarnya bisa diketahui sejak dini, dengan melihat tanda-tandanya. Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Susanto sempat mengatakan, ada beberapa kejanggalan yang perlu diwaspadai seseorang atau anak telah terpapar paham tersebut, seperti anak tak mau hormat bendera, menolak sistem negara, membenci aparat negara tanpa alasan. Selain itu, menginginkan satu sistem negara yang diyakini.
Menurut Susanto, jika muncul tanda-tanda seperti itu pada seorang maka jangan dibiarkan. Dan kalau sekolah tak mampu meluruskan anak tersebut, disarankan bekerja sama dengan dinas pendidikan karena jika tak dicegah sejak awal akan berbahaya.
“Kalau tidak kita cegah sejak awal, akan jadi bibit-bibit baru yang menjadi masalah bagi negara,” ujar Susanto.
Pengamat terorisme Al Chaidar menambahkan, orang atau kelompok yang tak mau menerima dan mendengarkan pendapat orang lain dan merasa selalu benar hingga memunculkan intoleransi juga harus diwaspadai. Tanda lainnya, berani mengintimidasi orang lain dalam mencapai tujuan, dengan cara meneror yang mengancam jiwa.
Selain itu, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pernah bilang, orang yang mudah mengkafirkan orang atau kelompok lain dan enggan salat di masjid yang bukan masjid kelompoknya juga patut dicurigai terpapar radikalisme.