Berkurban di Istiqlal, Gereja Katedral Pertegas Komitmen Persaudaraan
- Dokumentasi Gereja Katedral.
VIVA – Gereja Katedral Jakarta menyerahkan kurban satu ekor sapi seberat 800 kilogram kepada Masjid Istiqlal Jakarta pada pukul 10.30 WIB, Sabtu, 11 Agustus 2019. Hal ini ditegaskan merupakan salah satu bentuk komitmen memegang erat toleransi antar umat beragama di Indonesia
Sapi tersebut diketahui, diberikan Romo Albertus Rudi Hartoko, SJ selaku Kepala Paroki Gereja Katedral Jakarta yang diterima oleh Bapak Lalsamana Pertama TNI (Purn) Asep Saepusin selaku Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal.
Humas Gereja Katedral Jakarta dan Keuskupan Agung Jakarta, Susyana Suwadie melalui pesan singkatnya kepada VIVAnews, menegaskan komitmen tersebut. Gereja Katedral Jakarta diketahui berkurban tidak hanya dilakukan pada tahun ini saja.
Menurutnya, hal ini sebagai langkah yang baik dan saling menghormati antar para pemeluk agama lain terutama umat Islam dalam menjalankan perintah agamanya yaitu berkurban.
"Dengan turut berkurban, segenap umat Gereja Katedral turut serta mendukung semangat kasih dan persaudaraan untuk seluruh umat terutama saudara saudari muslim yang merayakan Idul Adha," ujarnya.
Dalam catatan pihak Masjid Istiqlal Jakarta, sejauh ini, hewan kurban ada 23 sapi dan 20 ekor kambing dari pejabat hingga masyarakat. Termasuk juga sapi milik kepala negara.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol Masjid Istiqlal Abu Hurairah Abdul Salam, mengatakan, sapi milik Jokowi dan JK adalah berjenis limosin. Sapi milik Jokowi berbobot 1,7 ton dan sapi milik JK berbobot 1,2 ton dengan umur sapi keduanya sama yaitu 3,5 tahun.
"(Sapi Jokowi) beratnya sekitar 1,7 ton. Ini sapinya jenis limosin. Umurnya sekitar 3,5 tahun. Sapi milik Pak JK beratnya 1,2 ton umurnya sama 3,5 tahun," kata Abu Hurairah kepada Vivanews.
Selain Jokowi dan JK, Abu Hurairah mengatakan bahwa sejumlah pejabat negara lainnya juga menyumbangkan hewan kurban untuk disembelih di Masjid Istiqlal. Seperti Mensesneg Pratikno, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, KSAD Jenderal Andika Perkasa, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian hingga Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.