Nasib Pohon Sengon 'Tersangka' Penyebab Mati Listrik
- bbc
Penyebab utama mati listrik di Jakarta, sebagian wilayah Jawa Barat dan Banten, masih belum diketahui, namun sebagian masyarakat terlanjur mengaitkan insiden itu dengan keberadaan pohon sengon yang tumbuh di dekat menara sutet.
Seorang warga yang mengaitkan insiden mati lampu dengan pohon sengon adalah Sri Hastuti, yang tinggal di Desa Mahon, Kecamatan Gunungpati, Semarang.
Siang itu tengah menggendong anaknya yang berusia dua tahun. Terik matahari siang itu membuatnya memilih berada di dalam rumah.
Rumahnya terletak di bawah menara saluran udara tegangan tinggi atau biasa disingkat sutet. Di sekitar menara itu, tumbuh pula pohon-pohon sengon yang menjulang tinggi.
Dari kejauhan, pada saat bersamaan, dia dapat melihat warga desa tengah kerja bakti memperbaiki jalan.
"Tiba-tiba terdengar suara mirip pesawat jatuh," Sri Hastuti mencoba menggambarkan apa yang didengarnya siang itu, Minggu (04/08).
Sri, seraya mendekap anaknya erat-erat, kemudian bergegas mencari sumber suara mirip suara pesawat jatuh itu.
"Suaranya keras sekali, dan terdengar tiga kali."
"Tidak lama terdengar bunyi suara orang minta tolong," ujar Sri kepada wartawan di Semarang, Erna Virnia, yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Rabu (07/08) siang.
Dia menjadi panik karena sumber suara itu berasal dari menara sutet di dekat rumahnya.
"Pada ledakan pertama saya melihat percikan api."
"Saya panik," Sri mencoba mengingat lagi kejadian siang itu. Percikan api, yang berasal dari jaringan kabel yang menjuntai di atas menara itu, menjalar ke arah rumahnya.
Dibantu ibunya, Sri bergegas mengambil air dan menyiramkannya ke arah percikan api. "Saya takut api itu membakar rumah," katanya. Api kemudian padam.
Tapi tak lama kemudian dia mendengar bunyi kedua yang memekakkan telinganya. Lalu dia melihat pamannya, Mohammad Said, pingsan di depan rumah, dengan luka bakar di kaki dan tangannya.
Said kemudian dilarikan ke rumah sakit terdekat dan keadaannya berangsur membaik. Adapun Sri mengaku anaknya mengalami semacam trauma.
"Dia selalu ingin dipeluk setiap tidur."
Apa yang disaksikan Sri Hastuti tak banyak diketahui khalayak, namun `suara mirip pesawat jatuh`, keberadaan pohon sengon di sekitar rumahnya, serta menara sutet, itu dikaitkan dengan insiden mati listrik di wilayah Jakarta, Jabar dan Banten.
`Bukan faktor tunggal`
Tapi, benarkah pohon sengon, yang tingginya dapat mencapai puluhan meter itu, merupakan penyebab utama kasus mati lampu itu?
Pelaksana tugas Direktur Utama (Plt Dirut) Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sripeni Inten Cahyani mengaku belum bisa membenarkan info sejumlah pohon di sekitar PT PLN UPT Ungaran yang disebut merupakan penyebab utama mati listrik.
Penyebab insiden mati listrik menurutnya, bukan hanya satu faktor, dengan alasan sistem kelistrikan di Jawa dan Bali "sangat kompleks".
"Ada 250 pembangkit, kemudian 500 gardu induk, kemudian 5.000 km sirkuit transmisi 500 kv, dan 7000 km transmisi 150 kv," jelasnya.
"Jadi kalau persoalan pemadaman kemarin itu bukan penyebab tunggal," ujarnya Sripeni, Rabu (07/08).
Menurut Inten, saat ini PLN masih mencari penyebab sirkit utara Ungaran-Pemalang sistem Jawa Bali 500 kilo Volt (kV) terputus, yang mengakibatkan sebagian Jawa padam.
"Jadi mohon izin berikan kami waktu untuk melakukan investigasi untuk melakukan assesment menyeluruh‎," tandasnya.
Namun, dia belum bisa memastikan berapa lama waktu yang dibutuhkan pihaknya untuk melakukan investigasi tersebut.
Polisi melakukan penyelidikan
Di Semarang, Kapolda Jawa Tengah Irjen. Pol. Rycko Amelza Dahniel mengatakan pihaknya mendapat laporan salah satu penyebab pemadaman itu disebabkan beberapa jaringan sutet yang "korslet terkena pohon di daerah Gunungpati Kota Semarang".
"Namun penyebab lain masih kami lakukan penyelidikan," kata Rycko kepada wartawan di Semarang.
"Kepolisian sedang melakukan investigasi apakah ada unsur kesengajaan, kelalaian, atau ada unsur sabotase di situ," katanya.
Apakah PLN berhak memangkas pohon sengon milik warga?
Adapun perwakilan PLN Pusat, yang diwakili Haryanto, yang datang ke lokasi, Rabu (07/08), menyebut insiden itu dapat dijadikan pembelajaran bersama bagi PLN dan masyarakat.
Walaupun masih diselidiki penyebab mati lampu, pihaknya sudah melakukan pemantauan tentang ketinggian pohon sengon yang beberapa di antaranya telah menyentuh sutet, sehingga dikhawatirkan dapat "menganggu aliran listrik".
Pihaknya saat ini terus melakukan komunikasi dengan anggota masyarakat yang menamam pohon sengon tersebut, namun masih menemui kendala, yaitu terkait izin untuk memangkasnya.
"Nah saat ini PLN tengah melakukan negosiasi kepada pemilik lahan, karena baru diketahui siapa pemilik lahan setelah kejadian," ungkap Haryanto.
Haryanto juga menghimbau kepada masyarakat, agar segera melaporkan jika mengetahui ada pohon yang sudah tinggi dan mengenai jaringan listrik kepada petugas terdekat.
"Pohon-pohon itu yang sudah tinggi itu akan segera dilakukan pemotongan untuk menghindari terulangnya kejadian serupa," katanya.
Pembelajaran bersama
Praktisi hukum di Semarang, Yosep Parera, mengatakan seharusnya dari awal PLN sudah memetakan jarak batas aman untuk aliran listrik utama.
"Jadi sudah mengukur seberapa jauh dari permukiman maupun pepohonan, dan tentunya harus perhatikan kesehatan masyarakat," kata Yosep kepada wartawan Erna Virnia untuk BBC News Indonesia, Rabu (08/08).
Menurutnya, pemerintah juga berhak untuk membebaskan tanah di kawasan sutet dengan ganti untung atau ganti rugi, seperti diatur dalam UU No. 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (UU PA) Pasal 6 yaitu tanah berlaku fungsi sosial.
Jika petugas patroli PLN sudah mengetahui adanya bahaya terkait kondisi pepohonan di sekitar jaringan listrik utama, sebut Yosep, maka pihak petugas di lapangan harus segera melaporkan, agar ada tindakan langsung dari atasan.
"Maka pihak PLN harus segera memotong pohon yang dirasa mengganggu jaringan utama listrik, ini menjadi kewenangan pemerintah dalam hal ini PLN, dan tidak perlu harus menunggu adanya persetujuan dari pemilik lahan karena demi kepentingan publik," sambungnya.
Atas insiden yang dianggap kelalaian itu, Yosep berharap akan menjadi pembelajaran bersama, sehingga tidak perlu menyalahkan masyarakat apalagi menetapkan sebagai tersangka.
"Karena masyarakat sendiri tidak tahu-menahu tentang jaringan listrik, dan para petugas PLN di lapangan perlu meningkatkan pengawasan terhadap jaringan utama listrik ini," tandasnya.