TNI Dalami Dugaan Enzo Zenz Allie Terpapar Paham non-Pancasila
- Puspen TNI
VIVA – Salah satu siswa yang lolos Akademi TNI Enzo Zenz Allie terindikasi simpatisan Hizbut Tahrir Indonesia atau HTI, dan juga diisukan memiliki paham Radikal. Terkait hal tersebut, Pusat Penerangan TNI angkat bicara.
Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayor Jenderal Sisriadi mengatakan, informasi tersebut sedang didalami oleh TNI. Sampai sejauh ini TNI belum mengetahui benar atau tidaknya informasi tersebut.
"Terhadap Enzo ini ada pendalaman secara khusus karena sudah menjadi viral, tapi kita belum tahu benar atau enggaknya. Masih didalami, kita punya caranya, punya alatnya, punya orangnya," kata Sisriadi kepada VIVAnews, Rabu 7 Agustus 2019
Menurut Sisriadi, Enzo telah memenuhi syarat sebagai calon prajurit TNI, baik itu syarat administrasi, syarat kesehatan, seleksi jasmani, seleksi psikologi, dan tes kepribadian. Termasuk juga tes bidang akademik ilmu pengetahuan dan seleksi mental dan ideologi.
Tes mengenai Ideologi menurut Sisriadi adalah salah satu tes yang paling penting. Pada tes tersebut, Enzo dan juga ratusan prajurit diberikan sekitar empat puluh butir pertanyaan mengenai ideologi, dan juga setelah itu dilanjutkan dengan tes wawancara untuk mendalami jawaban tertulis tersebut.
Pertanyaannya termasuk siapa sahabat terdekatnya, siapa gurunya di SMA, di SMP, siapa bapaknya, organisasi bapaknya, pendapat dia tentang Pancasila, dan pendapatnya tentang PKI.
"Semua ditulis. Kemudian ditahap berikutnya pendalaman mental ideologi itu wawancara. Untuk membuktikan apa yang dituliskan itu benar semuanya. Jujur semuanya, membuktikan dia tidak punya ideologi lain selain Pancasila," ujarnya.
Pemantauan terus-menerus
Pada seluruh tahapan tersebut termasuk tes ideologi, Enzo dinyatakan lulus, namun bukan berarti pendalaman mengenai ideologi berhenti sampai di situ. Terhadap mental dan ideologi Enzo, dan siswa akademi TNI lainnya, terus dilakukan pemantauan.
TNI, kata Sisriadi, menerapkan bersih diri, bersih lingkungan. Artinya selain diri calon prajurit tersebut harus bersih dari paham non-Pancasila, keluarga dan lingkungan yang bersangkutan juga harus bersih dari paham non- Pancasila.
"Masalah ideologi bukan masalah setahun dua tahun. Kita tidak cukup hanya dengan tertulis dan wawancara, itu terus didalami.
Sisriadi mengatakan, pihaknya akan terus melakukan penelusuran latar belakang calon prajurit. "Jadi itu berlangsung terus. Selama seorang calon prajurit belajar di akademi militer, terus didalami oleh kodim koramil, selama empat tahun sampai lulus," ujarnya.
Sisriadi mengatakan, TNI tak segan untuk mengeluarkan siapapun calon prajuritnya yang ternyata terbukti memiliki paham non pancasila. "Kita tidak ingin orang pintar yang tidak Pancasilais," ujarnya.
Sampai saat ini, kata Sisriadi, TNI tidak menyatakan apakah Enzo benar atau salah, karena terkait Ideologi masih terus didalami. Enzo juga masih mendapat perlakuan yang sama seperti para calon prajurit TNI lainnya.
"Jadi tak ada kesimpulan yang menyatakan dia benar atau salah, kesimpulannya TNI tidak ingin kemasukan orang yang berideologi selain Pancasila," ujarnya
Sisriadi mengingatkan, selama beberapa tahun ke depan, seluruh calon prajurit TNI, termasuk Enzo akan terus didalami.
"Dia (Enzo) lolos dari seleksi, tapi dia belum tentu lolos terhadap prosedur pembersihan TNI dari paham ideologi non-Pancasila. Ketika dia satu tahun, ada lagi tes seperti itu, selain dia dites, orangtuanya diteliti, ditelusuri lagi dan itu terus berlangsung," ujarnya.