Pesan Terakhir Mbah Moen pada PPP: Pegang Teguh Ajaran Islam

KH Maimun Zubair
Sumber :
  • Instagram/@nibrosuzzaman

VIVA - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan, Achmad Baidowi, menceritakan saat-saat terakhir menemui politisi senior PPP Maimoen Zubair sebelum akhirnya wafat hari ini. Mbah Moen banyak berdiskusi dengannya pada Minggu malam di Mekah.

"Minggu malam (4 Juli) ba'da maghrib, saya bersama istri dan waketum PPP/Wakil Ketua Komisi IX Ermalena MHS berusaha menerobos padatnya jemaah haji di pelataran pintu 1 Masjidil Haram. Kami rencana sowan KH. Maimoen Zubair (Mbah Moen)," kata Baidowi melalui keterangan tertulis, Selasa 6 Juli 2019.

Ia melanjutkan, melalui Asrofi, santri yang menemani Mbah Moen, ia diberi waktu ba'da Maghrib. Menjelang isya' mereka tiba di lantai 19 hotel Dar Al Eman Royal tempat beliau bermalam.

"Saat itu di dalam sedang ada Ustad Solmed bersama istri juga sedang sowan. Giliran kami masuk, pas mau masuk waktu adzan Isya'. Beliau bilang kok datangnya sekarang, saya mau salat ayo bareng saya salat jemaah di masjid," kata Baidowi.

Ia menjelaskan, dengan kursi roda Mbak Maimoen diantar untuk berjemaah. Karena jemaah sudah penuh, mereka maksimal hanya bisa mencapai ke jalan yang langsung menghadap ke pintu 1. Ia bersama ustad Solmed berada di shaf belakang Mbah Moen.

"Dan beliau salatnya masih berdiri tidak di kursi roda, subhanallah," kata Baidowi.

Ia menceritakan usai salat ia diajak kembali ke kamar untuk melanjutkan silaturahmi. Ia mengaku sangat beruntung sekali bisa sowan dengan waktu yang sangat lama di kawasan Haram.

"Beberapa kali mau pamit pulang, selalu ditahannya. Bahkan, kami pun diajak makan malam bersama menu nasi kebuli yang dibelikan santri beliau. Dengan ditemani istri tercinta, beliau mulai memberikan nasihat-nasihat kepada kami," kata Baidowi.

Ia menyebutkan, mereka berbincang mulai dari isu ke-Islaman, ke-Indonesiaan hingga ke-PPP-an. Tentang ke-Islaman, Mbah Moen menceritakan kesadaran umat Islam di Indonesia untuk beribadah semakin tinggi.

"Bahkan beliau menyebut ada kenaikan hingga 70 persen tingkat ketaatan beribadah. Namun, beliau juga mengingatkan bahwa sekarang ini sedikit ulama yang 'alim dibanding ulama yang kharismatik. Maksudnya, banyak mubaligh bukan karena dalamnya keilmuan yang dimiliki tapi karena keterkenalannya. Dan ini tantangan bagi generasi kita ke depan," kata Baidowi.

Ia juga berdiskusi tentang ke-Indonesiaan khususnya ekonomi umat Islam. Bahkan, secara ekspilisit Mbah Maimoen menyebut budaya bisnis Indonesia yang dikuasai pengusaha keturunan.

"Pertama rokok kretek, yang asli Indonesia dulunya dimiliki oleh saudagar muslim tapi sekarang sudah dimiliki pengusaha China. Bahkan orang merokok nglinting pun sudah nyaris tidak ada lagi," kata Baidowi.

Lalu, mereka berbincang soal jamu tradisional juga banyak dimiliki pengusaha China. Ketiga, ragi tape juga usahanya sudah digeluti pengusaha China.

"Padahal tape itu makanan khas orang Indonesia. Hal itu terjadi karena lemahnya kesadaran wirausaha umat Islam Indonesia," kata Baidowi.

Menurutnya, Mbah Moen juga terlihat antusias ketika mendengar perolehan suara PPP di Madura khususnya Pamekasan sangat signifikan. Mbah Moen semringah ketika mengetahui perolehan suaranya masuk 10 besar nasional dari semua partai.

"Beberapa kali beliau memanggil saya kiai Madura. Sebutan yang sebetulnya belum pantas buat saya. Kiai Madura, saya bangga PPP masih besar di sana bahkan di Pamekasan menang. 'Saya ini masih ada darah Madura dari Klampis Bangkalan. Jadi teruslah berjuang di PPP ya, jaga dan selamatkan partai ini,' pesan beliau berkali-kali," kata Baidowi.

Ia mengaku kaget dan tidak menyangka ada rahasia Ilahi Mbah Moen berkali-kali pesan tentang PPP. Dengan perolehan 19 kursi DPR Mbah Moen berpesan agar pengurus di semua tingkatan introspeksi diri.

"PPP harus tetap memegang prinsip amar ma'ruf nahi munkar. PPP harus menjadikan contoh bagi yang lain sebagai partai berazaskan Islam. Terakhir sebelum pamit yang kesekian kalinya, beliau berpesan berpegang teguhlah pada ajaran Islam dan patuh serta tunduk pada hukum negara kesatuan republik Indonesia (Undang-Undang)," kata Baidowi.

Ia melanjutkan tiba-tiba Selasa, 6 Juli menjelang Subuh dikejutkan telepon yang mengabarkan Mbah Moen sudah wafat.

"Pesan berkali-kali tentang PPP rupanya juga sebagai pertanda bahwa beliau tak mungkin aktif lagi di partai. Baru setelah mendengar kabar duka tersebut, saya memahami makna tersembunyi di balik pesan beliau. Selamat jalan guru kami." [mus]