Nasib Heli MI-17 Belum Jelas, Andika Perkasa Diminta Turun Tangan
- ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang
VIVA – Sudah sebulan lebih nasib Helikopter MI-17 yang dilaporkan hilang kontak di Papua belum juga jelas. Kepala Staf TNI AD (KSAD) Andika Perkasa diminta turun tangan menyangkut tak ada kabarnya helikopter kepunyaan pusat penerbangan TNI AD tersebut.
Pengamat Militer Sidratahta Mukhtar menilai, harus ada upaya serius dan maksimal dalam pencarian helikopter tersebut. Meski kemungkinan kecil awak helikopter bisa selamat, tapi diharapkan bisa ditemukan. Bagi dia, Andika selaku KSAD belum terlihat gerak cepat menyangkut tindakan pencarian.
"Saya belum lihat KSAD mengambil tindakan cepat. Belum terlihat maksimal dalam pencarian ini," kata Sidrarahta kepada wartawan, Senin malam, 29 Juli 2019.
Menurut dia, sebagai pejabat tertinggi di TNI AD, Andika mestinya merangkul instansi lainnya seperti Basarnas untuk koordinasi dalam proses pencarian. Ia meyakini KSAD bisa menginisiasi hal tersebut.
Kendati demikian, ia menduga ada masalah koordinasi serta hubungan yang baik karena penempatan regenerasi jabatan TNI.
"Saya menduga itu. Memang dalam banyak hal ada kaitannya dengan regenerasi di TNI yang terlalu politis, dan secara strategis bisa menghambat dalam membangun koordinasi," ujarnya.
Sementara, Anggota Komisi I DPR RI Sukamta ikut turut mendorong KSAD Andika Perkasa aktif melakukan pencarian heli. Kata dia, eks Komandan Paspampres itu harus mengerahkan cara maksimal untuk menemukan heli buatan Rusia itu. "Mestinya begitu. Tentu berharap yang terbaik dalam pencarian," tuturnya.
Kemudian, ia pun mengkritisi kejadian jatuhnya heli jangan sampai terulang. Ia mengingatkan pentingnyaperemajaan alutsista TNI. "Peremajaan alutsista penting juga," ujarnya.
Diketahui, helikopter TNI dengan jenis MI-17 dilaporkan hilang kontak dalam misi penerbangan dari bandara Oksibil di Kabupaten Pegunungan Bintang ke Bandara Sentani, Jayapura, Papua, Jumat siang, 28 Juni 2019.
Berdasarkan keterangan resmi Kodam XVII/Cendrawasih, helikopter dengan nomor register HA-5138 milik Penerbad TNI AD itu membawa 12 orang terdiri dari 7 orang kru dan 5 personel Satgas Yonif 725/Wrg yang akan melaksanakan pergantian pos.
Helikopter itu melaksanakan misi pendorongan logistik ke pos udara pengamanan perbatasan di Distrik Okbibab, Kabupaten Pegunungan Bintang Papua. Beberapa pos pengamanan TNI di perbatasan Indonesia-Papua Nugini hanya dapat ditempuh dengan sarana angkut pesawat udara.