Seniman Ini Sempat Gunakan Ban Bekas untuk Melukis
- timesindonesia
Berkat hobi dan kecintaan yang begitu besar terhadap seni lukis. M Yusuf (41 tahun) yang dulunya menganggap pekerjaan melukis hanya sebuah keisengan, ternyata tak disangka menjadi sumber penghasilan baginya.
Saat TIMES Indonesia menyambangi kediamannya di Dusun Jatian Desa Koncer Kidul Kecamatan Tenggarang, Bondowoso, Jawa Timur, di ruang tamu yang berukuran kurang lebih 6 x 3 meter itu, Yusuf memamerkan sebagian karyanya.
Ada sebuah gambar kucing di kertas berwarna hitam ukuran 12 R dengan pencil abu-abu. Sementara di sisi lain juga terdapat gambar wajah seorang anak kecil yang tak lain adalah anaknya.
M Yusuf mulai menceritakan, bahwa dirinya senang melukis ketika masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Waktu itu, pertama yang dia lukis adalah gambar wajah.
“Dulu saya masih belum tahu jenis pensil. Hanya menggunakan satu pensil ya pensil 2B,” katanya, Minggu (28/7/2019).
Sementara untuk tebal tipisanya dia akali. Ketika di area yang perlu ditebalkan dia tekan pensilnya kuat-kuat. Untuk menciptakan arsiran lebih tipis dia angkat pensilnya sambil terus melukis.
“Dulu juga pernah saya menggunakan ban bekas. Di bakar kemudian dijadikan pencil untuk menciptakan efek tebal,” kisahnya.
Meski hanya lulusan sekolah menengah pertama (SMP), dia terus mengasah jiwa seni lukisnya. Terutama aliran lukis yang selama ini dia tekuni yakni lukisan sketsa realis.
Sampai di tahun 2016, dia tetap melukis dengan menggunakan pensil tunggal, karena sampai itu dia tidak tahu jenis-jenis pensil. Saat itu dia belum mengomersilkan karyanya. Hanya sekdar manyalurkan hobi.
Yusuf bercerita, tahun 2017 ia mendapatkan dorongan dari teman-temannya, untuk menekuni hobinya yang sudah mendarah daging itu agar bisa menghasilkan uang.
“Saat itu saya bergabung dengan grup pelukis di Facebook. Dari sanalah saya kemudian belajar banyak hal tentang teknik lukis,” kata pria kelahiran 1978 ini.
Dan di grup itulah Yusuf sering banyak mendapatkan masukan hingga akhirnya mengetahui jenis-jenis pensil untuk melukis.
“Setelah tahu ada jenis pensil yang tebal, tipis, terang dan buram. Saya langsung cari ke kota. Alhamdulillah lebih mudah dalam melukis. Saya lukis seketsa tubuh manusia cukup dua jam. Tanpa warna,” akunya.
Kemudian lewat media sosial Facebook juga, dia open order jasa lukis wajah sambil mempromosikan hasil karyanya yang telah berhasil dibuatnya.
“Alhamdulilah mulai ada pesanan. Sampai saat ini semakin ramai pesanan dan banyak orang yang mulai mengenal lukisan saya,” terang bapak tiga anak ini.
Berkat memanfaatkan media sosial, pemesannya tak hanya dari Bondowoso saja. Tapi juga luar daerah seperti Jember bahkan hingga Jawa Barat.
Menurut Yusuf, untuk harga dia tidak pasang yang muluk-muluk. Untuk sketsa wajah ukuran 12 R dengan warna hitam putih dipatok hanya Rp 50.000.
Memang tak ada penghargaan penting yang pernah dia raih di dunia lukis. Hanya saja pada Mei 2019 kemarin karyanya masuk 14 besar se-nasional dengan mengambar objek Raden Saleh.
“Alhamdulilah mampu bersaing dengan ratusan pelukis dari daerah lain,” sambungnya.
Selain berprofesi sebagai pelukis sketsa wajah, M Yusuf juga sebagai tukang ukir di sebuah pertukangan kayu di Kabupaten Bondowoso.(*)