JAD Terima 13 Kali Transferan Dana dari Lima Negara

Polisi mengolah tempat kejadian perkara rumah seorang terduga teroris berinisial
Sumber :
  • VIVA/Muhammad AR

VIVA – Polri membeberkan aliran dana ke kelompok Jamaah Ansharut Daulah atau JAD di Indonesia. JAD menerima beberapa aliran dana dari berbagai negara.  

Saefulah alias Daniel alias Chaniago adalah penerima aliran dana untuk kelompok tersebut.

Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakar Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo, Saefulah merekrut Novendri alias Abu Zahran alias Abu Jundi, terduga teroris di Padang, Sumatera Barat, sebagai kaki tangannya untuk melakukan penyaluran dana tersebut. 

"Saudara Saefulah ini menerima beberapa aliran dana, ini aliran dana dari negara Trinidad Tobago ada tujuh kali, dari Maldives ada satu kali, Venezuela satu kali, Jerman dua kali, dan Malaysia sekali," kata dia di Kantor DivHumas Polri, Selasa 23 Juli 2019.

Saefulah menerima aliran dana aksi teror sejak Maret 2016 sampai September 2017. Lewat Western Union, total dana yang diterima capai Rp413.169.857.

Pengirim dari Trinidad Tobago bernama Yahya Abdul Karim, Fawaaz Ali, Keberina Deonarine, Ricky Mohammed, Ian Marvin Bailey, dan Furkan Cinar. Sedang dari Maldives, bernama Ahmed Afrah dan Muslih Ali.

Kemudian, pengirim dari Venezuela adalah Pedro Manuel Moralez Mendoza. Kemudian, pengirim dari Jerman, yaitu Mehboob Suliman dan Simouh Ilyaas.

Lalu, pengirim dari Malaysia, bernama Jonius Ondie Jahali. Saefulah pun pernah mengatur perjalanan untuk kelompok Muhammad Aulia, yang mana kelompok tersebut dideportasi di Bangkok pada 13 Juni 2019, lalu kemudian diciduk Detasemen Khusus 88 Antiteror di Bandara Kuala Namu.

Dari kelompok tersebut, lantas polisi memburu Abu Saidah yang merupakan orang suruhan Saefullah untuk bertemu dengan Novendri di Mal Botani Bogor pada September 2018, guna memberikan uang sebesar Rp18 juta. Novendri menerima uang Rp16 juta yang diserahkan ke pimpinan JAD Bekasi, guna merakit bom.

Namun, kelompok JAD Bekasi telah diringkus oleh tim Densus 88. Lebih lanjut, dia mengatakan, Saefulah pun memerintahkan Novendri memberi dana ke Mujahidin Indonesia Timur (MIT) untuk keberlangsungan kelompok itu. (asp)

Saefulah juga berencana mengirim dana ke anggota JAD Kalimantan Timur bernama Yoga guna membeli senjata dari Filipina untuk diselundupkan ke Indonesia. Yoga sendiri telah ditangkap pada Juni 2019 lalu.

Yoga merupakan perantara JAD Indonesia dan jaringan teroris Filipina di Malaysia. Terakhir Dedi menyebut tim Densus 88 kembali melakukan pemetaan guna mengidentifikasi kembali napi teroris yang sudah keluar dari tahanan, deportan dari Suriah yang masih ke Indonesia, serta mengejar para buron

"Jaring komunikasi polisi Indonesia kita aktivkan dengan kepolisian Filipina, Malaysia, Afghanistan. Ini untuk mencegah aksi terorisme terstruktur oleh JAD," katanya menyudahi.

Saefulah sendiri diketahui merupakan penjaga perpustakaan di Ponpes Ibnu Mas'ud. Kini diyakini yang bersangkutan ada di Khurasan, Afghanistan dan tengah dalam pengejaran oleh tim Densus 88 Antiteror.