Mabes Polri: Sutopo Itu Humas Sejati
- ANTARA FOTO/Galih Pradipta
VIVA - Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Muhammad Iqbal, mengaku sangat terinspirasi dan mengidolakan Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho. Sebabnya, almarhum dalam menjalankan tugas begitu maksimal.
"Saya kan mengidolakan almarhum, karena almarhum melayani dan meladeni teman-teman media tanpa kenal lelah," kata Iqbal saat ditemui di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Minggu 7 Juli 2019.
Sebagai sesama orang yang bekerja di bidang kehumasan dan memiliki tanggung jawab profesi sebagai pemberi dan penyampai informasi resmi kelembagaan, Iqbal mengaku bahwa sosok Sutopo dalam menjiwai pekerjaannya betul-betul sangat menginspirasi.
Dia bahkan menyematkan cap sebagai 'humas sejati' kepada almarhum Sutopo, karena meskipun menderita sakit kanker paru-paru yang sudah cukup parah, namun dedikasinya dalam menjalankan tugas sangat patut dijadikan contoh.
"Semua data yang diharapkan, informasi apapun, diberikan. Dan betul-betul menjiwai, soul-nya luar biasa. Itu humas sejati," kata Iqbal.
Bahkan, Iqbal pun mengakui bahwa selain dirinya, ada sejumlah pejabat Polri di bidang kehumasan yang juga terinspirasi dan mengidolakan Sutopo dalam mengemban tugasnya tersebut.
Karenanya, dia berharap bahwa dedikasi dan keteguhan Sutopo selama hidup dan menjalani tugasnya, bisa menjadi hal yang akan membawa kebaikan bagi Sutopo di kehidupan selanjutnya.
"Kadiv Humas Polri pun jauh dedikasinya. Ini juga, Pak Dedi, Pak Karopenmas, juga terinspirasi kepada almarhum," kata Iqbal.
"Mudah-mudahan ini menjadi amal jariyah untuk memperberat timbangan amal almarhum di alam barzah," ujarnya.
Diketahui, Kepala Pusat Data dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, menghembuskan nafas terakhirnya pada dini hari tadi sekitar pukul 02.00 waktu setempat, di Guangzhou, China.
Sutopo meninggal dalam perjuangannya menghadapi kanker paru-paru, yang dideritanya sejak Desember 2017, hingga beberapa waktu lalu bertolak ke Guangzhou untuk menjalani pengobatan.
Pria yang lahir pada 1969 itu merupakan lulusan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, dan mengawali kariernya di tahun 1994 dengan bekerja sebagai peneliti di bagian Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
Dia kemudian mulai menghiasi informasi di BNPB sejak tahun 2010, dimana salah satu perannya yang terkenal adalah saat menjadi rujukan informasi ketika meneliti tanggul Situ Gintung yang jebol dan menewaskan 100 orang di tahun 2009 lalu.