Berbela Sungkawa, Polri Sebut Sutopo Sosok Menginspirasi

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol M Iqbal (tengah) didampingi Karopenmas Divisi Humas Brigjen Pol Dedi Prasetyo (kiri) dan Kabag Pensat Divisi Polri Kombes Pol Yusri Yunus (kanan) memberikan keterangan pers
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

VIVA - Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Muhammad Iqbal, mengucapkan rasa bela sungkawa atas wafatnya Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho. Sutopo diketahui meninggal dunia dini hari tadi, Minggu 7 Juli 2019, di Guangzhou, China, saat menjalani pengobatan atas penyakit kanker paru-paru yang dideritanya.

"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Kepolisian Negara Republik Indonesia khususnya saya selaku Kadiv Humas dan jajaran humas Polri di seluruh Indonesia, turut bercuka cita, berbela sungkawa atas berpulangnya almarhum Pak Sutopo, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB," kata Iqbal saat ditemui di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Minggu 7 Juli 2019.

"Semoga almarhum diterima di sisi Allah SWT. Jalannya dilapangkan dan insya Allah nanti almarhum ditempatkan di surganya Allah," lanjutnya.

Iqbal mengaku sangat terinspirasi oleh sosok almarhum Sutopo. Karena, meskipun sejak Desember 2017 telah didiagnosa mengidap kanker paru-paru, namun Sutopo tetap mengemban tugasnya dengan sangat luar biasa. Sehingga, lanjut Iqbal, Sutopo memang merupakan sosok sangat cocok dan sangat layak mendapat penghargaan Asian Of The Year 2018.

"Dia seolah tidak mengidap penyakit. Almarhum dapat menjawab semua pertanyaan dan melayani semua teman-teman media dan hormat kami kepada almarhum selaku humas Polri untuk almarhum sebagai contoh," kata Iqbal.

"Sekali lagi kita doakan bersama almarhum diterima di sisi Allah SWT, dilapangkan jalannya, dan seluruh keluarganya diberi ketabahan atas cobaan ini," ujarnya.

Diketahui, Kepala Pusat Data dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, menghembuskan nafas terakhirnya pada dini hari tadi sekitar pukul 02.00 waktu setempat, di Guangzhou, China. Sutopo meninggal dalam perjuangannya menghadapi kanker paru-paru, yang dideritanya sejak Desember 2017, hingga beberapa waktu lalu bertolak ke Guangzhou untuk menjalani pengobatan.

Pria yang lahir pada 1969 itu merupakan lulusan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, dan mengawali kariernya di tahun 1994 dengan bekerja sebagai peneliti di bagian Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

Dia kemudian mulai menghiasi informasi di BNPB sejak tahun 2010, dimana salah satu perannya yang terkenal adalah saat menjadi rujukan informasi ketika meneliti tanggul Situ Gintung yang jebol dan menewaskan 100 orang di tahun 2009 lalu.