Dengan Satu Tangan, Miseri Mengais Rezeki Berjualan di Atas Sepeda

Meseri saat berkeliling dari kampung ke kampung berjualan es lilin dan jajanan. (FOTO: Evita Mukharomah/TIMES Indonesia)
Sumber :
  • timesindonesia

Kisah inspiratif dan pantang menyerah datang dari seorang Miseri, pria asal Dusun Pande Watu, Desa Tugu, Kecamatan Mlarak, Ponorogo, Jawa Timur.  Miseri cacat dengan satu tangan sejak lahir. Namun begitu, Miseri tidak menyerah dengan keadaan, dan memilih bekerja daripada mengemis.

Dia mengumpulkan uang untuk biaya hidup dengan menekuni profesinya sebagai penjual es lilin dan jajanan keliling.

Sejak tahun 1998, Miseri berkeliling menjajakan dagangannya menggunakan sepeda pancal (sepeda ontel). Target dan sasarannya selain anak-anak sekolah juga penduduk desa yang dilewatinya.

"Kadang saya sehari bisa mendatangi dua sekolah bahkan lebih, tetapi saya juga jual dagangan ini kepada penduduk desa," katanya, Sabtu, (29/6/2019).

Ayah dari dua anak yang kini hidup sebatang kara itu memulai aktivitas berjualannya setiap hari pukul 07.00 sampai pukul 13.00. Dari hasil berjualan es dan jajanan tersebut Miseri mengaku paling banyak membawa pulang keuntungan Rp20 ribu sampai Rp30 ribu.

"Itu kalau cuaca baik dan kebetulan laris dagangannya, tapi juga sering pulang dengan tangan kosong," ucapnya.

Miseri juga mengaku berjualan es lilin dan jajanan sekarang ini tidak mudah dan kalah bersaing dengan pedagang es lilin dan jajanan yang lain dengan modal yang lebih kuat.

"Ini dagangan es lilin dan jajanan saya ambil dari orang dan saya hanya menjualkan saja, untuk es lilin saya ambil keuntungan Rp200 dan jajanan Rp100," tambahnya

Miseri tergolong warga tak mampu, dia tiinggal di sebuah rumah tua kadang dia tidak pulang ke rumah dan harus tidur di mushala di desanya.

Bagi Miseri, meski hanya punya satu tangan dan usianya kini sudah uzur, namun selama kakinya masih kuat berdiri dia tetap berupaya mencari nafkah untuk menghidupi dirinya sendiri. "Pantang bagi saya mengemis selama masih bisa berdiri tegak dan mengayuh sepeda yang sehari-hari menemani perjalanan hidup saya," kata Miseri. (*)