TNI dan Bea Cukai Gagalkan Penyelundupan Tiga Bayi Orangutan

Digo, bayi Orangutan yang akan diselundupkan ke Malaysia.
Sumber :
  • Putra Nasution

VIVA – Tim gabungan TNI dan Bea Cukai menggagalkan penyeledupan tiga Orangutan Sumatera menggunakan speedboat melalui pelabuhan rakyat di Kota Dumai, Provinsi Riau. Primata dengan nama latin Pongo Abelii itu diamankan dalam kondisi memprihatikan.

Orangutan itu sesuai rencana akan dikirim ke Malaysia, namun jejak para pelaku diketahui tim gabungan yang terdiri dari Petugas Bea Cukai, TNI AD dan TNI AL. Tidak ada perlawanan saat tim melakukan penangkapan kepada para pelaku penyelundup.

Setelah mengamankan tiga Orangutan, tim kemudian berkordinasi dengan BKSDA Riau yang selanjutnya diserahkan kepada BBKSDA Sumut untuk dilakukan perawatan di Pusat Rehabilitasi dan Karantina Orangutan yang dikelola Yayasan Ekosistem Lestari-Sumatran Orangutan Conservation Programme (YEL-SOCP) di Batu Mbelin, Kecamatan Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara.

"Orangutan itu, diamankan pada Senin malam, 25 Juni 2019, sekitar Pukul 23.30 WIB. Kemudian diserahkan untuk dirawat. Rencananya tiga satwa dilindungi tersebut diarahkan dan dilatih agar dapat hidup kembali ke alam liar," kata Dokter Hewan Senior YEL-SOCP, drh Yenny Saraswati, kepada wartawan, Sabtu 29 Juni 2019.

Tim medis juga memberikan nama untuk ketiga orangutan tersebut, yakni Digo, Duma dan Duga.? Yenny mengungkapkan  bahwa dua Orangutan dalam kondisi sangat kotor dan satu Orangutan dalam kotak yang berisi kain-kain.

Digo yang berjenis kelamin jantan dan berusia dua bulan, merupakan Orangutan yang paling kecil. Saat diselamatkan, kondisi kurang aktif. Namun kemauan untuk minum susu masih baik.

"Kalau Digo mulai membaik. Sedangkan Duma yang berjenis betina dan berusia satu tahun terlihat sangat takut bila melihat orang, dirinya lebih suka berdekatan dengan Dupa yang berjenis kelamin betina berusia 1,5 tahun," ungkap Yenny.

Yenny menambahkan, pemeriksaan kesehatan lanjutan, akan dilakukan untuk mengetahui status kesehatan mereka. Karena pada kondisi alam, Orangutan dengan umur seperti ketiganya ini seharusnya masih sangat bergantung pada induknya, salah satunya untuk susu sebagai asupan gizi yang utama.

"Meski demikian, bahwa sangat beruntung kondisi fisik ketiga Orangutan tersebut masih tergolong stabil saat ditemukan sehingga proses rehabilitasi mereka di Pusat Karantina dan Rehabilitasi SOCP nantinya lebih mudah," tutur Yenny.