Tanaman Kentang Rusak akibat Embun Salju di Tengger

Fenomena frozen atau embun upas di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur.
Sumber :
  • TNBTS

VIVA – Fenomena frost atau embun upas di kawasan Bromo Tengger Semeru berdampak serius terhadap hasil pertanian kentang di kawasan Lereng Gunung Bromo dan Gunung Semeru. Embun upas adalah embun yang membeku seperti es menyerupai salju.

Kartono, seorang petani kentang di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Kartono, mengatakan, embun upas bagi warga Tengger disebut sebagai embun salju. Fenomena ini membuat tanaman kentang yang baru ditanam bisa rusak.

"Kalau sudah terkena embun salju susah diselamatkan. Karena ketika sudah terkena kita harus menyiram dengan air. Itu pun harus sebelum matahari terbit," kata Kartono, Senin, 24 Juni 2019.

Fenomena embun salju terjadi setiap tahun sehingga kerap menyulitkan petani kentang yang memiliki lahan pertanian di dasar jurang. Persoalannya adalah air susah didapatkan dengan lahan pertanian yang berada di dasar jurang.

"Beruntungnya saat ini sudah memasuki masa panen kentang. Tanaman tinggal panen, hanya sebagian kecil saja yang masih perlu perawatan. Biasanya tanaman kentang yang kena bayu pas sekitar dua persen dari total lahan sekitar 385 hektare. Tapi yang kena itu biasanya di dasar jurang, kalau di lereng masih aman," ujar Kartono.

Fenomena embun upas kali pertama ditemukan di Ranupani pada Minggu, 16 Juni 2019. Ternyata fenomena ini terus berlanjut hingga kini, yang dapat dijumpai saat dini hari hingga pagi.

Menurut Kepala Subbagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas TNBTS, Syarif Hidayat, fenomena itu terjadi karena suhu di sekitar kawasan makin dingin. Embun upas ditemukan tidak merata tapi bisa dijumpai hampir seluruh resort di TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru).

Belakangan, katanya, saat memasuki musim kemarau suhu di TNBTS makin dingin. Bahkan saat malam hari suhu di sekitar Bromo bisa mencapai 0 derajat celsius.

"Suhu di Ranupani 2 hingga 8 derajat celcius, Cemorolawang dan lautan pasir belum konsisten melaporkan adanya embun upas frozen. Suhu di sana masih sekitar 10 sampai 12 derajat celcius. Sementara suhu penanjakan kisaran 5 sampai 10 derajat celcius. Tapi untuk malam hari bisa mencapai 0 derajat celsius," ujar Syarif.