Peringati Haul Bung Karno, PA GMNI Gelar Diskusi Peradaban
- timesindonesia
PA GMNI (Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) menggelar tahlilan sekaligus diskusi peradaban memperingati haul ke-49 wafat Bung Karno di kantornya di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (21/6/2019) malam.
Hadir dalam acara tersebut, pembicara dari berbagai unsur yang dahulu bersama Bung Karno mendirikan NKRI, antara lain, mantan Kasad Jenderal (Purn) TNI Budiman, Koordinator Presidium Nasional Kahmi Hamdan Zoelva, Andreas Hugo Pareira mewakili kelompok nasionalis, dan pengamat pertahanan dan militer Reza Haryadi.
"Adalah tugas sejarah kita melanjutkan peradaban Indonesia yang telah didirikan oleh pendiri bangsa," kata Ahmad Basarah, Ketua Umum PA GMNI, dalam pembukaan acara.
Basarah mengatakan, ada pihak tertentu di tengah masyarakat saat ini yang mencoba membelokkan peradaban bangsa dari konsensus para pendiri bangsa. Salah satu modus membelokkannya adalah dengan melanjutkan cara Belanda ketika menjajah Nusantara.
Salah satu cara terutama Belanda, menurut Basarah, adalah politik pecah belah (devide et impera).
"Belanda mengadu domba antarkesultanan saat itu. Setelah bertikai, Belanda masuk ke Indonesia dengan tujuan membentuk imperialisme dan kolonialisme, yang tujuan akhirnya merampok kekayaan Nusantara," kata Basarah.
Hari ini, lanjut Basarah, rakyat Indonesia bisa merasakan bagaimana kelompok nasionalis diadu domba dengan kelompok Islam. Bahkan kelompok nasionalis juga diadu domba dengan TNI-Polri melalui berbagai modus.
"Mereka bilang Nasionalis itu tak islami, kafir, dan lain sebagainya," imbuhnya.
Bagi PA GMNI, gerakan kelompok itu harus dilawan bersama-sama oleh para elemen pendiri bangsa. Momen hari ini menjadi momen kebersamaan untuk mewarisi api perjuangan para pendiri bangsa, bukan 'abunya'. "Ancaman ini hanya bisa kita lawan jika nasionalis, Islam, TNI-Polri bersatu," tandas Basarah. (*)