Ribut, Wanita Ini Tinju Pasangannya hingga Tewas
- Jo Kenaru/ Manggarai-NTT
VIVA – Meski masih sedikit gugup, Ernestin Ida Mamur menceritakan kronologi pertengkaran dia dengan pasangannya, Hironimus Ganar yang menyebabkan pria 59 tahun itu meninggal dunia setelah keduanya terlibat adu fisik.
Kepada wartawan di Mapolres Manggarai Nusa Tenggara Timur, Sabtu malam 16 Juni 2016, perempuan 53 tahun ini menuturkan bahwa keributan cekcok antara keduanya karena hal sepele.
“Di rumah, kami memang sering beda pendapat dan selalu berakhir dengan keributan, cakar-mencakar, pokoknya begitu. Tapi yang tadi ini masalah kecil, biasalah hidup rumah tangga. Saya hanya tinju di tengkuknya karena dia (korban) menggigit tangan saya,” ujar Ernestin sambil memperlihatkan jari telunjuk tangan kirinya yang masih berdarah.
Keributan itu terjadi di rumah Ernestin di Kelurahan Wae Belang Cancar Kecamatan Ruteng sekira pukul 18.00 WITA. Usai meninju satu kali di tengkuk lanjut Ernestin, pasangannya itu langsung jatuh ke lantai dan tidak sadarkan diri.
“Saya sendiri mengira dia hanya pingsan. Karena apalah artinya tangan perempuan. Memang saya juga cakar-cakarin dia di muka sama tangannya. Karena tidak sadarkan diri, kemudian saya panggil tetangga dan membawa suami saya ke Rumah Sakit St Rafael Cancar. Tapi sampai di rumah sakit dokter bilang Bapak Mus sudah meninggal,” kata dia.
Sadar dengan perbuatannya telah menghilangkan nyawa pasangannya, Ernestin pun langsung menyerahkan diri ke pihak berwajib.
“Setelah tau dia sudah meninggal saya langsung ke sini (Polres Manggarai). Saya menyesal dan siap menerima hukuman apa pun,” ucap dia.
Pasangan kumpul kebo
Meski sudah tinggal satu rumah selama 9 tahun tetapi Wihelmus Ganar dan Ernestin merupakan pasangan kumpul kebo. Ernestin sendiri merupakan ibu lima orang anak yang ditinggal mati suaminya pada tahun 2010 sementara Hironimus merupakan pensiunan ASN yang masih memiliki keluarga.
“Sembilan tahun sudah kami bersama. Kalau dia merupakan suami kedua, suami saya yang pertama meninggal. Bapak Nimus ini masih ada istri dan anak-anaknya di Ruteng sini,” akunya.
Selama menjalin hubungan sebagai suami istri tanpa ikatan perkawinan yang sah, Ernestin dan korban sering bertengkar bahkan beberapa kali diselesaikan di polisi.
“Kalau tidak salah ada 10 kali kami ribut yang sampai lapor ke Polres. Selalu ada kata-kata kasar yang menuduh saya yang tidak-tidak, seperti olok saya perempuan pelacur. Itu yang saya tidak terima,” bebernya.
Penyidik Polres Manggarai belum bisa menjelaskan hasil pemeriksaan kasus ini.
“Nanti tunggu dari Pak Kasat Serse saja,” kata seorang penyidik kepada VIVA.
Sementara itu jenazah Hironimus Ganar telah disemayamkan di rumahnya di Kelurahan Lawir Ruteng. Hironimus meninggal dengan sejumlah luka cakar di wajah serta telinga yang mengeluarkan darah.
Laporan Jo Kenaru/ Manggarai-NTT