Imam Mahdi Palsu Jelaskan Bangunan Mirip Kakbah di Padepokan

Bangunan kubus yang dianggap menyerupai Kakbah di rumah seorang warga Depok.
Sumber :
  • VIVA/Zahrul Darmawan

VIVA – Mengaku sebagai Imam Mahdi, Winardi, warga Kampung Prigi, Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan, Depok, Jawa Barat, ternyata memiliki puluhan orang pengikut yang berasal dari berbagai daerah. Di padepokannya, Winardi juga membuat bangunan yang menyerupai Kakbah.

Dalam penelusuran VIVA di rumah Winardi sekaligus padepokan yang disebutnya Tri Sula Weda itu, bangunan kubus yang sekilas menyerupai Kakbah ternyata hanya ruang berukuran tiga kali empat meter. Warga sekitar meyakini, bangunan dengan cat hitam dan ada warna garis emas itu adalah tempat ritual Winardi dan pengikutnya.

Bangunan yang lokasinya hanya berjarak beberapa meter dari kediaman Winardi itu, di dalamnya terdapat ruang untuk wudu lengkap dengan kamar mandi. Sedangkan ruang utama hanya berisi karpet dan beberapa pajangan kaligrafi. Ruangan itu bercat merah muda dengan lampu yang sedikit redup.

Sejumlah warga juga mempertanyakan air zam-zam di lokasi itu. Dengan sederet kejanggalan itu, warga berharap Majelis Ulama Indonesia (MUI) maupun aparat bersikap tegas.

“Robohkan saja bangunan itu, ya, robohkan,” teriak warga saat menyaksikan proses sidang terhadap Winardi dan pengikutnya di kantor Kecamatan Sawangan, Depok, Rabu malam, 29 Mei 2019.

Winardi, yang mengaku telah bertobat, pun memberi klarifikasi. Ia mengatakan, bangunan itu hanyalah musala biasa yang kerap dia dan keluarganya gunaka untuk beribadah. Namun dia berjanji akan mengubah ornamen bangunan itu agar tidak lagi menyerupai Kakbah.

“Jangan salah paham dulu kalau belum lihat langsung. Itu tempat ibadah, itu musala yang biasa saya gunakan bersama keluarga dan saudara kalau ada yang datang. Jadi jangan dirobohkan, itu kan musala, tempat suci,” katanya.    

Ketua MUI Kota Depok Dimyati Badruzzaman menegaskan bahwa ajaran Winardi menyimpang dan tak sesuai dengan ajaran Islam. “Kami meminta agar dia ( Winardi) bertobat dan gelar Imam Mahdi agar ditinggalkan, dan muridnya agar meninggalkan karena tak sesuai dengan ajaran,” katanya.

Jika Winardi dan pengikutnya tetap bersikeras, Dimyati khawatir akan menimbulkan konflik dan perpecahan masyarakat. “Namun alhamdulillah beliau tadi sudah mengaku tobat dan mengucap dua kalimat syahadat. Saya pertegas bahwa beliau sudah mengucap dengan tegas bahwa beliau bukan Imam Mahdi.”

Dimyati pun melarang aktivitas tertentu, baik mingguan atau bulanan, di padepokan itu. “Apabila terjadi lagi, maka forum juga akan melakukan sikap selanjutnya pada beliau,” katanya.