Ditemukan Sapi Suspect Anthraks, Gunungkidul Isolasi Hewan Ternak
- US National Library of Medicine
VIVA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul menyiapkan sejumlah langkah antisipasi terkait ditemukannya seekor sapi yang diduga suspect anthraks di Desa Bejiharjo. Salah satunya dengan membatasi keluar masuknya hewan ternak ke wilayah Desa Bejiharjo.
Asisten II bidang ekonomi pembangunan Setda Kabupaten Gunungkidul, Azman Latif mengatakan pihaknya melarang adanya jual beli hewan ternak dari Desa Bejiharjo. Hewan ternak yang ada di Desa Bejiharjo dilarang keluar dari wilayah tersebut.
"Di (Desa) Bejiharjo itu kita blokade total. Satu ekor (hewan ternak) pun tidak boleh keluar dari wilayah itu supaya tidak menular. Pokoknya ternak tidak boleh ada yang keluar sebelum divaksin, kecuali sudah divaksin baru bisa keluar," ujar Azman, Kamis, 23 Mei 2019.
Azman mengungkap jika hewan ternak di Desa Bejiharjo saat ini telah divaksin. Vaksin pun tak hanya diberlakukan pada hewan ternak di Desa Bejiharjo namun juga diberikan kepada hewan ternak di sekitaran daerah Desa Bejiharjo.
"Seratus persen (hewan ternak) di Desa Bejiharjo sudah divaksin. Baik sapi, kambing maupun domba. Vaksinasi juga dilakukan di sekitar lokasi sesuai dengan radiusnya. Jadi di lokasi 100 persen dan radius berapa kilo 75 persen seperti itu," ungkap Azman.
Tak hanya melarang hewan ternak di Desa Bejiharjo untuk keluar dari wilayahnya, Pemkab Gunungkidul disebut Azman juga mengalihkan lalu lintas hewan ternak. Nantinya tak ada hewan ternak yang melintas di wilayah Desa Bejiharjo.
"Kebetulan jalur di (Dusun) Grogol itu adalah jalur yang sekarang digunakan (para pedagang hewan ternak) untuk ke pasar hewan. Baik di Siyono dan Semanu. Karena (hewan ternak dari Desa Bejiharjo) dilokalisir nantinya akan dilewatkan jalur lain. Dishub sudah membuat aturannya untuk dilewatkan jalur lain," kata Azman.