Antisipasi Jatuh Korban, MER-C Minta Penghitungan Suara Disetop

Presiden Direktur MER-C, Arif Rahman di Jakarta, Rabu, 15 Mei 2019.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Lilis Khalisotussurur

VIVA – Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) menghentikan penghitungan suara. Hal itu agar tak semakin banyak petugas KPPS dan keamanan yang jatuh sakit atau meninggal. 

Presiden Direktur MER-C, Arif Rahman, meminta KPU merespons banyaknya korban berjatuhan. "Salah satu karena KPU keukeuh korban jatuh akibat kelelahan. Sebab, kelelahan karena proses penghitungan suara maka logikanya proses penghitungan disetop, sampai semuanya pulih baru dilanjutkan," kata Arif di kantor MER-C, Jakarta, Rabu, 15 Mei 2019.

Ia menambahkan, kalaupun penghitungan suara tak disetop maka petugas pemilu harus diganti dengan yang kondisinya lebih fit atau diistirahatkan. "Minimal saat ini petugas yang bertugas di lapangan, yang mengalami kelelahan, untuk mengetahui apakah dia kelelahan kan ada pemeriksaannya, ada parameternya," ujar Arif.

Ia melanjutkan, aneh bila sudah diketahui petugas KPPS kelelahan, tapi masih dipaksa bekerja. Ia menyebutnya sebagai pembiaran atau pengabaian.

"Artinya KPU punya target tanggal 22 Mei mereka akan pengumuman. Kita lihat apakah korbannya itu turun atau setop tidak ada lagi penambahan atau kemudian masih naik," tutur Arif.

Ia mengatakan, petugas pemilu yang saat ini belum sakit mungkin bisa sakit nanti setelah 22 Mei 2019. Kalau tidak ada yang meninggal lagi setelah 22 Mei 2019, maka memang terkait dengan lelah pekerjaan. 

"Kalau itu tidak tergantung dari korban tapi tergantung dari responsnya KPU. Artinya KPU-nya memberikan pendampingan pada korban-korban. Apakah ada dari KPU atau tidak. Kita lihat setelah tanggal 22 (Mei)," kata Arief.