Ryamizard: Ulama Sekarang Belajar Sedikit di Arab Sudah Tidak Jelas
- ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
VIVA – Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, menyebut khilafah, radikalisme dan juga kelompok ISIS sebagai ancaman terhadap Indonesia. Dia mencontohkan di negara-negara Arab saja banyak dilarang paham khilafah.
"21 negara seperti Arab Saudi, Malaysia, Jordan, itu enggak suka (konsep khilafah). Dulu didirikan di Mesir saja dilarang, ditangkepin kok. Arab negara Islam saja enggak boleh. Di sini kok tenang-tenang saja," kata Ryamizard di Kantor Kemenhan, Jakarta Pusat, Rabu, 8 Mei 2019.
Ryamizard menjelaskan, Islam di Indonesia menjunjung tinggi nilai persatuan, nasionalisme, dan toleransi. Karena itu, menurutnya, pasti kacau jika kelompok khilafah di Indonesia terlibat dalam politik atau pemilihan umum.
"Makanya agak kacau ini kalau pemilu bergabung dengan salah satu kelompok ini (HTI). Nah ini termasuk yang satu ini, bahlul ini," ujar Menhan.
Dia juga menuturkan ulama-ulama di Indonesia dulu banyak berjuang untuk kemerdekaan. Karena itu, dia juga mengaku tidak habis pikir dengan sejumlah ulama saat ini yang dianggapnya tidak jelas.
"Saya enggak ngerti nih ulama-ulama sekarang, di mana dulu bapaknya nenek moyangnya, enggak pernah berjuang. Makanya kayak begitu tuh kelakuannya. Kalau ulama dulu-dulu nah, ini berjuang. Nih baru belajar sedikit di Arab sudah enggak jelas. Tambah lama tambah enggak jelas saja itu," ucapnya.
Ryamizard menyatakan Pancasila tidak bertentangan dengan syariat Islam. Menhan membuktikan itu dengan adanya sila yang pertama yakni Ketuhanan yang Maha Esa.
"Kalau mau lain-lain pergi saja ke negara sana. Jadi (Pancasila) sudah sama dengan syariat Islam. Sehingga tidak ada lagi alasan untuk umat Islam menolak konsep tersebut," kata Ryamizard. (ase)