Hendi Buka Karnaval Pelajar Jelang Pawai Budaya Dugderan

Pelajar mengikuti pawai budaya Dugderan di Simpang Lima.
Sumber :

Datangnya bulan suci Ramadan 1440 Hijriyah disambut gembira oleh semua lapisan masyarakat. Tidak terkecuali para pelajar di Kota Semarang, mulai dari TK, SD hingga SMP. Hal itu terlihat ketika sekitar 10.000 pelajar yang mewakili 1.426 sekolah di Kota Semarang tumpah ruah mengikuti karnaval pelajar di Lapangan Simpang Lima, Jumat (3/5). Adapun kegiatan itu sendiri rutin diselenggarakan jelang pawai budaya Dugderan yang merupakan tradisi masyarakat Kota Semarang dalam menyambut bulan puasa.

Pada kesempatan tersebut, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi pun hadir secara langsung untuk membuka kegiatan. Dalam sambutannya, Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi tersebut mengungkapkan bahwa salah satu tujuan terselenggaranya kegiatan adalah demi melestarikan budaya menjelang bulan suci Ramadan. “Ini adalah tradisi menyambut bulan Ramadan di Kota Semarang. Kita menjadi bagian generasi yang melestarikan dan nguri-uri budaya Dugderan di Kota Semarang,” ungkapnya.

Menurut Hendi, dalam menyambut bulan Ramadan, maknanya tidak hanya menahan haus dan menahan lapar, namun juga meningkatkan hal-hal yang baik dan positif, seperti membantu sesama yang masih membutuhkan bantuan, khususnya di Kota Semarang.

Ia pun tidak lupa memberikan apresiasi kepada panitia dan lebih khusus kepada para pelajar yang bersemangat mengikuti karnaval budaya Dugderan. “Rangkaian acara ini semua membutuhkan energi yang luar biasa. Alhamdulillah, kerja sama dengan siswa, panitia, dan wali murid terlaksana dengan baik dan yang lebih membanggakan ini merupakan wujud sebuah gotong royong,” ujar Hendi.

Dugderan juga digadang menjadi salah satu event untuk menarik minat wisatawan dari luar daerah agar turut terlibat dan menyaksikan event budaya ini. “Harapannya dari tahun ke tahun wisatawan yang datang ke Kota Semarang semakin banyak. Mereka kemudian berbelanja di Semarang, menginap di Semarang, duitnya berputar di Semarang dan Insya Allah ekonomi di Semarang tumbuh pesat dan berkembang baik,” ungkapnya.

Puncak acara Dugderan ini sendiri akan digelar pada Sabtu (4/5). Dugderan tersebut akan melibatkan 16 kecamatan dan sejumlah organisasi masyarakat dengan rangkaian kereta kencana dan bendi serta konvoi warak raksasa berukuran 6 meter. Warak sendiri merupakan hewan mitologi yang menjadi ikon Kota Semarang yang melambangkan keragaman budaya di Kota Semarang.

Guna mendukung kelancaran acara tersebut, Jalan Pemuda akan ditutup total mulai pukul 10.00 WIB hingga selesai. Sementara penutupan situasional juga akan dilakukan pada ruas jalan, seperti Pierre Tendean dan Jalan Gajah Mada. Guna pengalihan arus lalu lintas, Dinas Perhubungan akan memberlakukan sistem dua arah di sepanjang Jalan Imam Bonjol.

Hendi pun mengajak warga Kota Semarang untuk datang dan menyaksikan. Ia pun berharap tradisi seperti Guyur Bustaman dan Dugderan ini harus dipertahankan. “Semakin sering ada pertemuan-pertemuan besar, semakin sering ada event-event seperti ini, maka kekompakan masyarakat akan selalu terjaga, silaturahminya nyambung terus, dan pesan pesan bahwa sebentar lagi Ramadan pasti akan sampai,” pungkas Hendi.