Jokowi Bahas Wacana Pemindahan Ibu Kota, Ini Poin-poinnya
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA – Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla memimpin rapat kabinet terbatas (ratas) mengenai rencana pemindahan ibu kota negara dari DKI Jakarta ke wilayah lain.
Presiden Jokowi menegaskan, persoalan pemindahan ibu kota ini sudah diwacanakan sejak puluhan tahun lalu sejak Presiden pertama Soekarno. Presiden-presiden setelah Soekarno seperti era Soeharto juga sempat mewacanakan memindah ibu kota ke Jonggol.
"Tapi wacana ini timbul tenggelam karena tidak pernah diputuskan dan dijalankan secara terencana dan matang," kata Jokowi dalam pembukaan ratas di kantor presiden, Jakarta, Senin 29 April 2019.
Soal wacana pemindahan ini, Jokowi menegaskan bahwa tidak bisa dilakukan dengan berpikiran jangka pendek dan sempit. Namun harus dalam rangka kepentingan negara yang jauh lebih besar ke depannya.
"Tapi kita harus berbicara tentang kepentingan lebih besar untuk bangsa, negara, dan kepentingan visioner, jangka panjang sebagai negara besar dalam menyongsong kompetisi global," kata mantan Gubernur DKI itu.
Sebagai negara yang menuju negara maju maka salah satu yang akan menjadi sorotan adalah seperti apa ibu kota negaranya. Beban ini yang harus mampu ditanggung oleh calon wilayah ibu kota.
"Pertanyaan pertama terutama yang harus dijawab apakah di masa yang akan datang DKI Jakarta sebagai ibu kota negara mampu memikul dua beban sekaligus yaitu sebagai pusat pemerintahan dan layanan publik, dan sekaligus pusat bisnis," ujar dia.
Pemindahan ibu kota dia sebutkan bukan hal yang mustahil. Sebab negara-negara lain sudah pernah melakukan hal itu seperti Brazil, Malaysia, maupun Korea Selatan.
Namun Jokowi ingin agar wacana pemindahan ibu kota ini sudah dipikirkan dengan matang dan detail. Baik itu aspek geopolitik, geostrategis, kesiapan infrastruktur pendukungnya dan soal pembiayaannya.
"Tapi saya meyakini kalau dari awal disiapkan dengan baik maka gagasan besar ini akan bisa kita wujudkan," katanya. (mus)