Ridwan Kamil Diminta Bijak Pilih Pimpinan Bank BJB
- ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
VIVA – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil diminta agar profesional dalam mengelola Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Bank BJB. Ridwan Kamil diimbau jangan sampai menempatkan orang tidak berkapasitas atau memaksakan seseorang yang nantinya akan terjadi proses hukum seperti halnya kasus korupsi kredit fiktif Bank BJB Syariah (BJBS) dengan kerugian Negara Rp548 miliar.
Hal tersebut ditegaskan pakar Ekonomi Universitas Pasundan Acuviarta Kartabi dalam dialog seminar Jaringan Pengusaha Nasional (Japnas) Jawa Barat dengan tema “Peluang serta tantangan pengembangan BUMD menuju Jabar Juara lahir batin dengan inovasi dan kolaborasi 2018 - 2023” di Hotel Aryaduta Kota Bandung pada Minggu 28 April 2019.
Menurutnya, agar manajeman dan integritas Bank BJB pesat, Ridwan Kamil jangan menjadikan kursi kepemimpinan sebagai hadiah politik baik bagi relawan maupun rekanan politiknya. “Kita tahu kasus BJBS, mantan politisi yang dipaksakan jadi pimpinan direksi. Sehingga ya (BJBS) tidak berjalan secara optimal," ujar Acuviarta.
Lanjut Acuviarta, Ridwan Kamil harus cerdas dalam menyeleksi calon pimpinan BJB pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 30 April 2019 dengan menekankan rekam jejak karier perbankan. "Kriteria berdasarkan azas profesionalitas. Karena ini bisnis perbankan, jadi harus memiliki latar belakang perbankan," ujarnya.
Acuviarta menyarankan kepada Ridwan Kamil agar memberikan posisi pimpinan Bank BJB kepada orang yang pernah menjabat sebagai direksi. “Misal perlu direksi yang pernah menjabat direksi, atau setidaknya setingkat di bawah direksi. Intinya punya jam terbang dan rekam jejak yang paham dengan bisnis perbankan," terangnya.
Lanjut Acuviarta, jika Ridwan Kamil menginginkan orang dari luar BJB, agar merekrut mantan direksi Bank dengan level melebih Bank BJB. “Credit value kalau ada calon eksternal dari bank yang levelnya di atas. Itu harus jadi satu pertimbangan yang utama. Di perbankan biasalah saling membajak direksi," katanya.
"Pernah ada kejadian, direksi yang diangkat tapi tak lolos tes OJK. Kalau ingin mendorong kemajuan BJB hanya dari sisi direksi, tanpa didukung komisaris profesional dan kompeten, saya kira susah,” katanya.