99 Kampung di Kaltim Bakal Didampingi Cegah Pengundulan Hutan

Hutan Kalimantan rusak
Sumber :
  • http://www.jewers.info

VIVA – Organisasi konservasi internasional The Nature Conservancy mentargetkan 99 kampung di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur bisa menekan laju kerusakan hutan hingga mengurangi emisi gas rumah kaca di Indonesia. 

Hal itu dilakukan dengan mendampingi masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar kawasan hutan untuk meningkatkan kemampuan dan kemandiran desa dalam melaksanakan rencana pembangunan dan mengelola sumber daya alam. Pendampingan tersebut dilakukan melalui pendekatan Aksi Inspiratif Warga Untuk Perubahan (SIGAP). 

Penasihat Senior TNC Indonesia, Wahjudi Wardojo mengungkapkan, SIGAP merupakan komitmen TNC Indonesia dalam membantu pemerintah menjalankan inisiatif Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation Plus (REDD+). Program tersebut merupakan aksi global menurunkan emisi gas rumah kaca, melalui upaya-upaya mengurangi laju penggundulan dan kerusakan hutan. 

Seperti diketahui, REDD+ adalah komponen utama Nationally Determined Contributions (NDC) Indonesia. Sebagai komitmen negara dalam pengendalian perubahan iklim global.

"Pelaksanaan program REDD+ di tingkat tapak, khususnya di tingkat desa atau kampung agar lebih efektif yakni dengan  menggandeng masyarakat atau komunitas yang tinggal di sekitar hutan,” ujar Wahjudi dikutip dari keterangan resminya, Minggu 21 April 2019. 

Sementara itu, Direktur Indonesia Terrestrial Program TNC Indonesia, Herlina Hartanto mengungkapkan, masyarakat Indonesia sebenarnya sudah memiliki modal sosial untuk menekan kerusakan lingkungan tersebut. Seperti tradisi gotong royong, pengetahuan terhadap lingkungan sekitar, dan sumber daya alam yang berlimpah, namun kekuatan dan aset ini terkadang kurang disadari. 

"TNC mendampingi masyarakat untuk menemukan kembali kekuatan dan aset mereka, sekaligus menggunakan sepenuhnya untuk aksi-aksi inspiratif dalam mewujudkan mimpi mereka,” tambahnya. 

Bentuk pendampingan masyarakat yang dilakukan TNC melalui SIGAP berupa program pelatihan, pendampingan menata lahan termasuk membuat peta tiga dimensi, menyusun rencana pembangunan kampung, mengembangkan sumber mata pencaharian yang tidak merusak hutan, dan mendapatkan hak pengelolaan hutan. 

Saat ini TNC Indonesia dengan Pemerintah Kabupaten Berau telah mulai mengadopsi SIGAP sebagai pendekatan pendampingan di seluruh 99 desa tersebut. Sebelumnya, uji coba SIGAP telah dilakukan di 2 desa di Kabupaten Berau, yaitu Kampung Long Duhung dan Merabu sejak tahun 2010. Hasilnya, kedua desa tersebut memiliki pemimpin desa yang lebih kompeten, mata pencaharian yang lebih beragam dan ramah lingkungan, akses lebih aman ke sumber daya hutan. 

Kampung Merabu bahkan telah mendapatkan hak pengelolaan hutan. TNC Indonesia juga telah mengembangkan  SIGAP App, aplikasi berbasis Android, dan melatih perwakilan dari sebanyak 150 desa di Kalimantan Timur. Aplikasi ini telah menyambungkan lebih dari 200 desa saat ini dan mereka saling berbagi informasi mengenai kondisi dan kegiatan di desa mereka masing-masing. 

“Yang tidak kalah penting Pemkab Berau dan Pemprov Kaltim juga mendukung pendekatan SIGAP ini,” tutup Herlina.