Prabowo - Sandi Deklarasikan Kemenangan, AS Hikam: Manuver Politik
- timesindonesia
Perhelatan Pilpres 2019 tengah memasuki masa perhitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menentukan masa depan Indonesia dalam 5 tahun kedepan. Tentunya, para pasangan calon baik itu kubu duet Jokowi - KH Ma'ruf Amin maupun duet Prabowo-Sandi mesti menghormati masa perhitungan tersebut.
Namun, paslon Prabowo - Sandi telah mendeklarasikan kemenangan kubunya sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI 2019 - 2024 walau KPU belum mengumumkan hasil perolehan suara secara resmi.
Hal ini menjadi sorotan publik mengingat pengambilan keputusan tersebut. Ada yang menilai itu sah-sah saja dan ada pula yang menilai bahwa hal tersebut telah mencacati demokrasi yang telah menjadi tonggak sistem kenegaraan Indonesia.
Pengamat politik President University Muhammad AS Hikam menyampaikan bahwa deklarasi yang dilakukan oleh kubu nomor urut 02 tersebut merupakan bentuk manuver politik untuk meyakinkan masyarakat tentang kemenangan Prabowo - Sandi. Terlebih bagi para simpatisan serta pendukungnya.
"Deklarasi ini, sebagai sebuah manuver politik, merupakan sebuah 'fait accompli' politik dan pengkondisian untuk manuver-manuver lanjutan sebelum dan pasca-pengumuman resmi KPU nanti," ungkap AS Hikam kepada TIMES Indonesia dalam keterang tertulisnya, Jakarta, Kamis (18/4/2019).
Ia juga menilai bahwa langkah-langkah yang diambil oleh kubu 02 bukan tanpa ketidaksengajaan. Namun, sudah melalui tahap-tahap pertimbangan oleh para koalisi Adil Makmur tersebut.
"Keputusan melakukan deklarasi hari ini tak bisa dilepaskan dari beberapa hal seperti rencana-rencana gelar "people power" sujud syukur massal, dan tudingan adanya berbagai kecurangan dalam survei dan quick count yang dilakukan berbagai lembaga survei," ujar AS Hikam.
Lebih lanjut, mantan Menteri Negara Riset dan Teknologi ini menggambarkan bahwa situasi politik Indonesia saat ini memiliki kemiripan dengan situasi politik yang sedang dialami oleh negara yang terletak di Benua Amerika Selatan yakni Venezuella.
"Ketika Presiden Nicolas Maduro ditandingi dan di gantikan oleh Juan Guiado yang mengklaim sebagai presiden yang legitimate secara politik. Ujung-ujungnya krisis politik pun mendera Republik yang pernah dipimpin Hugo Chavez tersebut," jelas AS Hikam.
Bilamana hal tersebut terjadi, Ia mengatakan hal ini sangat rentan bagi perpolitikan Indonesia. Sebab, campur tangan dunia internasional akan ikut mengambil andil dalam situasi tersebut. Terlebih para negara pemangku kepentingan seperti halnya di Venezuella.
"Perebutan kekuasaan itu makin susah diselesaikan karena negara-negara adikuasa seperti Amerika Serikat dan sekutunya mendukung Juan Guiado, sedangkan Rusia dan beberapa negara lain di Amerika Latin lebih mendukung Nicolas Maduro," katanya.
Disisi lain, AS Hikam berharap agar hal serupa tidak terjadi di Indonesia. Terlebih deklarasi kemenangan yang dilakukan oleh kubu Prabowo - Sandi diharapkannya hanya berupa letupan ketidakpuasan serta ketidak sabaran dari kubu nomor urut 02 tersebut.
Ia mengimbau agar kubu Prabowo - Sandi dapat lebih menghormati jalannya proses dengan pengawalan ketimbang melakukan langkah-langkah manuver politik yang dapat mengacaukan situasi perpolitikan dalam negeri. Karena hal tersebut secara langsung akan menjaga situasi politik serta jalannya sistem demokrasi yang ada di Indonesia.
Sebab, perhelatan Pilpres 2019 merupakan bentuk praktik demokrasi terbesar di dunia dan hanya terjadi di Indonesia.
"Seharusnya kita sebagai bangsa layak bangga dengan proses Pilpres yang bisa dikatakan paling akbar di dunia dan berlangsung demokratis, jujur, adil, bebas, dan rahasia. Karena kemampuan inilah Indonesia mampu menjadi salah satu ikon berdemokrasi saat ini dan ummat manusia di seluruh dunia menjadi saksinya," himbau Muhammad AS Hikam.
Sebelumnya, pasca sehari perhelatan Pilpres 2019 tepatnya Kamis (18/4/2019) sore. Kubu duet Prabowo-Sandi deklarasikan kemenangan Pilpres 2019 bersama koalisi, simpatisan serta pendukungnya di kediaman Prabowo di Kartanegara, Jakarta Selatan. Sedangkan, hasil perhitungan suara Pilpres 2019 belum diumumkan oleh KPU. (*)