Gara-gara Umpatan, Pos TNI AL di Lhokseumawe Dirusak Warga
- Abdullah Hamman
VIVA – Ratusan warga Desa Pusong, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe, Aceh, merusak Pos TNI AL yang berada di wilayah desa tersebut, Rabu malam, 17 April 2019, sekitar pukul 22.30 WIB. Penyebabnya diketahui karena anggota TNI AL tersebut memukul salah seorang anak berusia 12 tahun, warga desa setempat.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, kejadian bermula ketika ada salah seorang anak yang bermain di tower milik TNI AL Rabu sore. Anak tersebut kemudian ditegur oleh aparat TNI AL, tapi tidak digubris. Oknum TNI AL itu kemudian menampar anak tersebut.
Massa yang tidak terima kemudian mendatangi Pos TNI AL tersebut malam harinya. Massa mengamuk dengan melempari pos dengan batu. Aksi massa semakin beringas dengan membakar ban dan barang yang ada di lokasi pos TNI AL tersebut.
Karena situasi yang semakin tidak kondusif, aparat kepolisian dan anggota TNI yang ada di lokasi kemudian melepaskan sejumlah tembakan peringatan untuk membubarkan massa. Massa kemudian berlari berhamburan.
Akibat dari kejadian tersebut, sejumlah warga dilaporkan mengalami cedera dan luka-luka.
Sementara itu, Pos TNI AL yang berada di desa tersebut mengalami kerusakan berupa pecahnya kaca dan sejumlah fasilitas lainnya.
Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Lhokseumawe Kolonel (Laut) M.Sjamsul Rizal membenarkan kejadian tersebut. Ia mengaku peristiwa itu sudah diselesaikan lewat jalan musyawarah dengan warga.
"Kejadiannya bermula saat ada anak kecil naik ke atas menara, kemudian ditegur oleh anggota Pos. Di sana anak kecil tidak mau, kemudian lari. Akhirnya masyarakat menyerang pos itu. Terjadilah pembakaran, pengrusakan kaca-kaca yang ada di pos," ujar Danlanal kepada para wartawan di Makodim Aceh Utara, Rabu malam.
Ia membantah informasi yang menyebutkan anggotanya menampar anak kecil. "Tidak ada penamparan, cuma kata-kata agak kasar (saat menegur). Karena sudah diulang-ulang, diingatkan anak kecil itu, sehingga lari. Kemudian massa datang menyerbu. Terjadi lemparan batu," katanya.
Sementara itu terkait tembakan peringatan, Ia mengaku terpaksa dilepaskan karena massa semakin beringas. Massa yang datang semakin banyak dan memaksa masuk ke dalam pos polisi. "Karena massa sudah masuk. Tembakan ke atas dan peluru hampa, biar massa tidak masuk semua," ujar Danlanal.
Perhitungan Suara Dihentikan
Akibat aksi massa dan letusan senjata, menghentikan proses perhitungan suara di salah satu TPS yang berada di dekat pos tersebut. Mendengar suara letusan senjata, sejumlah petugas pemilu dan warga yang sedang berada di lokasi TPS berlarian.
Meski begitu, Danlanal memastikan kejadian tersebut sama sekali tidak berhubungan dengan kegiatan pemilu yang sedang berlangsung. Proses perhitungan surat suara kemudian dilanjutkan kembali pada Kamis pagi, 18 April 2019.