Soal USBN Singgung Banser Bakar Bendera HTI, NU Garut Protes
- VIVA/ Diki Hidayat.
VIVA - Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama Kabupaten Garut, Jawa Barat, memprotes salah satu soal mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) yang dinilai mengandung SARA karena telah mendiskreditkan ormas NU.
Ketua LP Ma'arif NU Kabupaten Garut, Hilman Umar Basori mengatakan, bahwa pada soal nomor 9, siswa diharuskan menyimpulkan tentang kasus pembakaran bendera Hizbut Tahrir Indonesia (sebagian pihak mengatakan itu bendera tauhid) yang dilakukan oleh Barisan Ansor Serbaguna atau Banser.
"Ini sudah menyinggung perasaan Banser (Barisan Ansor Serbaguna) dan NU, karena ternyata jawaban dari soal tersebut memberikan citra buruk bagi Banser," ujarnya, Rabu, 10 April 2019.
Menurut Hilman, yang menjadi pertanyaan adalah soal yang dibuat menyangkut pembakaran bendera. Padahal, kasus tersebut sudah selesai secara hukum, sehingga dengan munculnya soal itu akan membuat keresahan di masyarakat.
LP Ma'arif sudah mengkonfirmasi ke Dinas Pendidikan Kabupaten Garut. Namun, pihaknya tidak puas karena jawabnya tidak menerangkan secara jelas tentang soal tersebut.
"Ya, Dinas Pendidikan Nasional hanya minta maaf saja, tidak menjelaskan secara gamblang tentang soal tersebut, maka kami tidak puas," katanya.
Hilman menilai selain sudah mengangkat isu SARA, Dinas Pendidikan Kabupaten Garut tidak profesional dalam pembuatan soal USBN. Proses validasi dan koreksi pada soal-soal tidak dilakukan.
"Yang jelas kami akan melakukan audiensi dengan DPRD Garut terkait soal ini," katanya. (mus)