KPK Ralat Prabowo, Rp2.000 Triliun Bukan Bocor Tapi Potensi Pendapatan

Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan orasi politik saat kampanye akbar di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu, 7 April 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Galih Pradipta

VIVA – Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang menyebut, capres nomor urut 02 Prabowo Subianto salah menafsirkan pernyataan pimpinan KPK, Basaria Panjaitan, terkait kebocoran anggaran Rp2.000 triliun.

"Itu sebenarnya, arti yang mungkin salah persepsi. Saya pikir itu ya," kata Saut saat dikonfirmasi wartawan di kantornya Jl Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Senin, 8 April 2019.

Saut menjelaskan, pendapatan negara saat ini sekitar Rp2.400 triliun merujuk APBN. Namun, kata Saut, berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan KPK bersama pihak terkait lainnya, Indonesia seharusnya mampu meraih pendapatan sekitar Rp4.000 triliun.

"Jadi kekurangannya sekitar Rp2.000 triliun. Jadi itu bukan kebocoran, potensi. Jadi berpikiran bukan saya, kita juga dalam diskusi banyak tempat itu bukan soal kebocoran, yang disampaikan oleh ibu itu (Basaria) adalah kita tuh sebenarnya punya potensi banyak lagi," kata Saut.

Menurut Saut, dengan dana Rp4.000 triliun dalam APBN, banyak hal yang bisa dilakukan pemerintah, salah satunya menutup defisit BPJS atau meningkatkan dana desa yang manfaatnya langsung dirasakan oleh masyarakat.

Untuk itu, KPK bersama stakeholder terkait akan terus berupaya meningkatkan pendapatan negara, termasuk bersama-sama Ditjen Bea Cukai, Ditjen Pajak, Kementerian ESDM  sektor pertambangan, pemda dan pihak terkait lainnya. 

Bahkan, Saut menambahkan, dalam diskusi KPK bersama mantan Gubernur DKI, Djarot Saiful Hidayat sebelum masa jabatannya berakhir waktu itu, Pemprov DKI mampu menambah pendapatan daerahnya sampai Rp7 triliun setelah didampingi KPK.

"Kami ambil dari situ, belajar. Jadi kita mau kejar Rp4.000 triliun APBN kita, kalau bisa Rp4.000 triliun. Anda dapat bayangkan tuh berapa lagi MRT yang harus kita bangun. Jadi bukan kehilangannya itu yang disebutkan. Jadi salah mempersepsikan apa yang disampaikan oleh Ibu Basaria," kata Saut.

Diketahui saat berorasi pada Kampanye Akbar Prabowo-Sandi di Stadion Utama GBK, pada Minggu, 7 April 2019, Prabowo mengungkapkan bahwa dirinya sering diejek oleh para elite karena mengatakan kebocoran anggaran negara mencapai Rp1.000 triliun. Namun, kata Prabowo, KPK malah menyebut kebocoran anggaran mencapai Rp2.000 triliun.

Kendati begitu Saut mengakui pernyataan soal anggaran tersebut bersumber darinya. Saut menjelaskan, maksud pernyataannya bukanlah kebocoran dalam pengeluaran anggaran, melainkan potensi pendapatan negara yang bisa dicapai. (mus)