Kontroversi AKP Sulman Aziz Masih Sisakan Teka-teki

Mantan Kapolsek Pasirwangi, AKP Sulman Aziz di Garut.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Diki Hidayat (Garut)

VIVA – Klarifikasi Kapolsek Pasir Wangi, Ajun Komisaris Polisi Sulman Aziz yang mencabut pernyataan terkait isu diminta memenangkan salah satu paslon di Pilpres 2019, menyisakan teka-teki pertanyaan.

Penarikan ucapan Sulman, dinilai telat karena sudah terlanjur heboh dan jadi konsumsi publik.

"Sudah terlambat, ketika pernyataannya sudah dianggap benar oleh publik yang sudah viral di media massa maupun media sosial," kata pengamat hukum, Ismail Rumadan dalam keterangannya, Kamis 4 April 2019

Sulman heran dan masih bertanya-tanya, alasan Sulman yang meralat ucapannya. Ia menduga, kemungkinan ada tekanan terhadap Sulman. Hal ini, merujuk pernyataannya yang disampaikan di Mapolda Jawa Barat.

"Saya punya keyakinan bahwa pencabutan pernyataan oleh saudara Sulman Aziz, suatu bentuk tekanan dari atasan yang bersangkutan. Terlebih lagi, pernyataan itu disampaikan di kantor Mapolda Jabar," ujarnya.

Kemudian, ia mengembalikan persoalan ini kepada publik. Ia menyebut, masyarakat sudah pandai memilah dan memilih informasi di era saat ini. Dia pun mengingatkan, sebagai lembaga negara, Polri harus berdiri di atas semua kepentingan.

"Masyarakat tentu sudah pandai menilainya, mana pernyataan yang tulus dan mana yang didasarkan pada tekanan," tuturrnya.

Baca: Mantan Kapolsek Pasir Wangi Mengaku Salah Bikin Pernyataan

Sebelumnya, AKP Sulman Aziz sempat membuat heboh, karena mengaku salah dengan menyebut Polri tidak netral di Pilpres 2019. Sulman menyinggung atasannya, yakni Kapolres Garut, AKBP Budi Satria Wiguna, karena dianggap tak netral dengan memerintahkan untuk memenangkan pasangan calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Maruf Amin.

Sulman juga menyebut dirinya dimutasi atas pertimbangan politis, yakni karena berfoto dengan salah satu tokoh agama yang mendukung calon nomor 02. Namun, sehari berselang, Sulman kembali muncul di konferensi pers di Mapolda Jawa Barat. Ia pun membantah semua pernyataannya yang dia paparkan.

Dia menjelaskan, saat itu kondisinya tengah emosi, karena dimutasi ke Polda Jabar. Dia dimutasi menjadi Kepala Unit Seksi Pelanggaran Sub-direktorat Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Jawa Barat.

"Sebetulnya itu saya sampaikan, karena saya waktu itu emosi, saya telah dipindahtugaskan dari jabatan saya yang lama sebagai Kapolsek. Dikarenakan, saya telah berfoto dengan seorang tokoh agama yang kebetulan sebagai panitia deklarasi Prabowo-Sandi di Kecamatan Pasir Wangi," ujarnya.

Sindiran Fahri

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyindir polemik AKP Sulman Aziz yang membandingkan dengan kasus Ratna Sarumpaet. Menurutnya, Ratna yang berbohong mengaku dianiaya dan sudah mengklarifikasi sekaligus minta maaf, namun tetap mendapat ganjaran sanksi pidana.

"Seorang polisi BERBOHONG bahwa ada mobilisasi dukungan Polri ke Petahana Capres 01, gempar jagad Indonesia. (Lalu ngaku salah dan minta maaf). KASUS SELESAI, BEBAS! Seorang Ratna BERBOHONG dipukul preman, gempar berita. (Lalu ngaku salah dan minta maaf). KASUS LANJUT, DITAHAN!," demikian cuitan Fahri dikutip Selasa, 2 April 2019. (asp)