BPN Sebut Prabowo Tunjukkan Kelas Pemimpin, Skor Debat 10-0
- Anwar Sadat
VIVA – Sekretaris Jenderal Partai Berkarya, Priyo Budi Santoso mengatakan, Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto telah menunjukkan kelasnya sebagai pemimpin negara besar seperti Indonesia.
Menurut Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi itu, publik tersihir terhadap suasana substansi debat. “Berbeda pandangan seperti bumi dan langit yang menunjukkan pemimpin kelas dunia. Tapi di sisi lain, debatnya tetap bersahabat, saya boleh katakan 10-0 untuk kali ini," ujar Priyo di Hotel Shangrila, Jakarta Pusat, Sabtu, 31 Maret 2019 malam.
Tetapi, kata dia, Prabowo menghormati Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo. Dia senang sekali melihat dua pemimpin berpelukan, meskipun ada mahzab yang berbeda antara dua sosok pemimpin mengenai visi besar.
"Beda sekali dalam memandang alat yang penting merupakan kepentingan nasional yang inti, tapi Pak Jokowi anggap perdagangan bisnis biasa, tapi menurut Prabowo, pelabuhan, lapangan udara, adalah alat vital jangan sampai dimiliki asing," ujarnya.
Dia menambahkan, "Kalau Prabowo jadi pemimpin dipastikan akan dinasionalisasi untuk proyek strategis yang tidak harus melibatkan asing."
Cara nasionalisasi Prabowo yaitu akan mengembalikan yang yang ada di luar negeri ke Indonesia. "Anggaran kan enggak ada, kan banyak uang dalam negeri yang ditaruh ke luar negeri, nanti Pak Prabowo concern untuk mengembalikan uang itu. Tapi prioritas utama," ujarnya.
Priyo menuturkan, Prabowo mengkritik TNI dan para pejabat kabinet pemerintahan Jokowi yang memberikan laporan asal bapak senang (ABS) sehingga Jokowi tidak mendapatkan gambaran yang utuh.
"Sampai ada laporan 20 tahun tidak ada ancaman, ini merupakan laporan yang membahayakan ketika pemimpin tertinggi terhipnotis masalah itu, kemudian menganggap enteng terhadap ancaman negara asing," ujarnya.
Ia membantah bahwa Prabowo marah saat debat. Menurut dia Prabowo hanya mengontrol suasana. "Karena penonton pihak sebelah meng 'hoo' kan enggak boleh, tadi kami juga protes ke komisi damai, seperti tidak boleh meng'hoo'kan Jokowi," ujarnya.
Dia melanjutkan, "Pak Jokowi tidak pernah kita ‘hoo’ kan, tadi itu kan didengar publik, saat beliau memandang persoalan penting di 'hoo' kan, beliau memperingatkan masalah inti dari nasional malah diketawakan oleh pendukung sebelah." (mus)