BNPB: Januari-Maret 2019, Pulau Jawa Paling Banyak Diterjang Bencana
- ANTARA FOTO/Zabur Karuru
VIVA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat Pulau Jawa paling banyak diterjang bencana selama kurun waktu tiga bulan terakhir atau 1 Januari hingga 28 Maret 2019. Adapun total kejadian bencana yang terjadi selama tiga bulan itu sebanyak 1.107 kejadian.
Jumlah itu jauh lebih tinggi dibanding dengan jumlah bencana pada 2018 pada periode yang sama.
"Kalau kita melihat segalanya, ya tentu dari Sabang sampai Merauke kejadian bencana begitu banyak dan paling banyak memang terjadi di Jawa," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, saat jumpa pers di kantornya, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat, 29 Maret 2019.
Ia menjelaskan, Pulau Jawa menjadi paling banyak diterjang bencana karena hampir 60 persen penduduk Indonesia menetap di pulau tersebut. Bahkan, tinggal di daerah yang masuk zona merah dengan tingkat mitigasi yang sangat minim.
"Makanya begitu terjadi pemicu yaitu curah hujan berintensitas tinggi akhirnya timbullah bencana yang akhirnya memakan korban jiwa," dia menambahkan.
Berdasarkan data BNPB per 1 Januari hingga 28 Maret 2019, provinsi yang paling banyak diterjang bencana adalah Jawa Tengah dengan 356 kejadian. Kemudian disusul Jawa Timur 204 kejadian, Jawa Barat 173 kejadian, Sulawesi Selatan 59 kejadian, dan Aceh 34 kejadian.
"Mereka daerah yang rawan bencana, baik bencana geologi maupun bencana hidrometeorologi," katanya.
Terkait dengan korban jiwa, lanjut Sutopo, pada 2018 jumlah korban meninggal dan hilang mencapai 100 orang. Namun, pada 2019 jumlah tersebut meningkat menjadi 375 orang. "Kenaikannya mencapai 275 persen dari tahun 2018," tuturnya.
Sementara itu, jumlah korban luka-luka pada 2018 mencapai 290 orang. Namun, pada 2019, jumlah korban luka-luka meningkat menjadi 1.340 orang. Kenaikan korban luka dalam bentuk prosentase mencapai 362,1 persen dibanding 2018.
Adapun jumlah korban yang mengungsi pada 2018 sebanyak 640.296 orang. Sementara itu, pada 2019, tercatat sebanyak 850.772 orang mengungsi atau meningkat 32,9 persen.
Jumlah rumah rusak pada 2018 mencapai 17.176 unit. Namun, pada 2019 meningkat dua persen menjadi 17.521 unit.
"Kalau kita melihat yang paling banyak memang banjir dan longsor. Ini menunjukkan bahwa ancaman bencana di Indonesia meningkat," kata Sutopo.