Pascabanjir, Sentani Memasuki Masa Transisi Darurat Menuju Pemulihan

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Ridho Permana

VIVA – Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, Pemerintah Daerah Sentani hari ini, Jumat, 29 Maret 2019 telah mengakhiri masa tanggap darurat selama 14 hari pascabanjir bandang yang menerjang sejumlah desa di Sentani, Jayapura, Papua. 

Kendati demikian, lanjut Sutopo, penanganan korban musibah banjir bandang masih terus berjalan, yaitu masuk dalam tahap transisi darurat menuju pemulihan.

"Karena masih ada banyak pengungsi di sana, ada kerusakan-kerusakan yang harus segera diperbaiki, masih memerlukan kondisi darurat, sehingga diperlukan kemudahan akses. Oleh karena itu kini statusnya masa transisi darurat menuju pemulihan," kata Sutopo di kantor BNPB, Jakarta Pusat, Jumat 29 Maret 2019.

Ia melanjutkan, masa transisi darurat menuju pemulihan ini akan berjalan selama satu sampai tiga bulan ke depan. Kepala daerah atau bupati Sentani dalam waktu dekat ini akan mengeluarkan surat keputusan terkait dengan status transisi darurat menuju pemulihan untuk memudahkan akses menuju masa rehabilitasi dan rekonstruksi.

Sementara itu, untuk persediaan logistik di Sentani, kata Sutopo, posko pusat Pemerintah Sentani masih terus akan menyalurkan bantuan logistik kepada para pengungsi maupun korban terdampak dari bencana banjir bandang tersebut. Ia menegaskan, persediaan logistik untuk korban banjir bandang Sentani hingga saat ini masih tersedia untuk 14 hari ke depan.

"Untuk logistik yang ada di sana sampai 14 hari ke depan masih mencukupi, bantuan terus berdatangan dan penanganan terus dilakukan," ujarnya.

Pencarian korban dihentikan

Dalam masa transisi darurat menuju pemulihan ini, Sutopo menjelaskan, seluruh kegiatan pencarian korban hilang akan dihentikan oleh tim gabungan yang terdiri atas BNPB, BNPD, TNI, Polri, dan relawan gabungan. 

Menurut Sutopo, penghentian pencarian korban banjir bandang Sentani itu dilakukan atas kesepakatan atau persetujuan dari pihak keluarga korban.

"Pencarian korban dihentikan ketika masuk masa transisi darurat. Dalam hal ini prosesnya sudah berkoordinasi sudah dirembukkan bersama dengan pihak keluarga dan pihak lainnya," kata Sutopo.

Data BNPB mencatat sampai saat ini 112 orang dinyatakan meninggal dunia akibat banjir bandang yang terjadi di Sentani. Sebanyak 112 orang meninggal dunia itu terdiri atas 105 orang meninggal di Kabupaten Jayapura, dan 7 orang di Kota Jayapura.

Dia menjelaskan, dari 112 orang meninggal dunia 77 orang sudah berhasil diidentifikasi. Kemudian jumlah yang hilang 82 orang. Sementara itu, 961 orang luka-luka, di mana 151 orang luka berat dan 808 luka ringan.

“Sementara untuk pengungsi masih tercatat 5.347 orang atau 962 KK yang tersebar di 21 titik pengungsian," tuturnya. (art)