Abu Vulkanik Bromo Rusak Tanaman Sayur Milik Warga Ngadirejo
- timesindonesia
Abu vulkanik Bromo mulai berdampak pada pertanian warga. Tanaman sayur yang terkena abu vulkanik Gunung Bromo, perlahan akan rusak dan mati, jika tidak segera ditangani. Warga pun terpaksa memanennya lebih awal walaupun saat ini harganya anjlok. Karena kualitasnya menurun setelah terkena abu vulkanik.
Sepekan terakhir, guyuran abu vulkanik Bromo melanda Desa Ngadirejo, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur. Butiran abu vulkanik tersebut jatuh dan mengendap di tanaman seledri milik warga setempat.
Akibatnya tanaman seledri milik warga menjadi rusak lantaran tertutup abu vulkanik bromo. Warga pun terpaksa memanennya dan menjual dengan harga murah. Karena kualitasnya menurun, sehingga berpengaruh pada harga jual.
Semula seledri dari lereng Tengger bisa laku Rp 15 ribu per ikatnya. Namun karena saat ini terkena abu vulkanik, kualitasnya menurun. “Harganya turun Mas, murah. Cuma 11 ribu sekarang. Kalau tidak dicuci, bisa rusak ke sayuran, kuning,” terang petani seledri, Sunarmi, Selasa (26/3/2019).
Keadaan makin parah lantaran empat hari terakhir kawasan Desa Ngadirejo tidak diguyur hujan. Guyuran abu vulkanik tipis terus mengendap. “Sekarang sampai ketebalan antara 2 sampai 3 centimeter. Kalau tidak dibersihkan bisa ambruk atap rumah. Kalau ke tanaman lama-lama bisa mati,” ujar warga setempat, Sunarmoko.
Saat ini asap erupsi Gunung Bromo terpantau bertekanan lemah, sedang hingga kuat. Berwarna kelabu, coklat dan hitam dengan intensitas tipis hingga tebal.
Ketinggian semburan abu vulkanik Bromo berkisar antara 600 sampai 900 meter di atas puncak kawah. Gempa tremor terekam dengan amplitudo 0,5 sampai 13 milimeter, dominan 3 milimeter. Status masih waspada, jarak aman 1 kilometer dari pusat kawah. (*)