Sebanyak 92.331 Siswa Lulus Seleksi SNMPTN 2019

Menristekdikti Mohamad Nasir saat mengumumkan hasil SNMPTN 2019
Sumber :
  • VIVA/Syaefullah

VIVA – Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi mengumumkan proses Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2019 pada hari ini, Jumat, 22 Maret 2019.

"Diumumkan jam 13.00 WIB, yang sebelumnya akan diumumkan jam 16.00 WIB," ujar Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir di kantornya kawasan Senayan Jakarta.

Nasir menjelaskan, bahwa jumlah peserta yang mendaftar dalam SNMPTN 2019 sebanyak 478.608. Dan yang dinyatakan lulus seleksi ada 92.331 siswa, termasuk 26.217 siswa yang lulus Bidikmisi di 85 Perguruan Tinggi Negeri (PTN). "Jadi ini baru 20 persen untuk kuota SNMPTN," kata Mohamad Nasir.

Ia mencatat, ada sepuluh besar siswa diterima di perguruan tinggi negeri yang ada di Indonesia diantaranya, Universitas Brawijaya 3.957 orang, Universitas Negeri Padang 2.591, Universitas Negeri Sumatera Utara 2.508, Universitas Pendidikan Indonesia 2.493, Universitas Jember 2.215.

Lalu, Universitas Andalas 2.154, Universitas Diponegoro 2.146, Universitas Negeri Semarang 2.115, Universitas Halu Oleo 2.070 dan Universitas Syaih Kuala 2.039.

Sedangkan, sepuluh besar siswa berpotensi diterima Bidikmisi per Perguruan Tinggi Negeri yaitu, Universitas Negeri Padang 1.390, Universitas Halu Oleo 1.097, Universitas Syah Kuala 1.063, Universitas Andalas 832, Universitas Pendidikan Indonesia 825, Universitas Jember 678, Universitas Sebelas Maret 654, Universitas Sumatera Utara 650, Universitas Mataram 616 dan Universitas Tadulako 611.

Pengumuman hasil SNMPTN 2019 dapat melihat langsung laman https://pengumuman.snmptn.ac.id dengan cara memasukan nomor pendaftaran dan tanggal lahir.

Kendati begitu, Nasir menyarankan kepada para masyarakat terutama para siswa yang ingin melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi negeri, apabila tidak diterima dalam proses seleksi SNMPTN dapat mendaftar di program Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan program ujian mandiri.

"Kami dorong semua dilakukan pada rakyat Indonesia. Apabila tidak diterima masih ada perguruan tinggi di Indonesia yang cukup baik. Silahkan daftar perguruan tinggi dan swasta yang terdaftar, jangan daftar perguruan tinggi non aktif. Kalau tidak aktif berarti ada masalah tidak disiplin," tambahnya.