Gunung Bromo Erupsi, Kunjungan Wisatawan Turun

Papan petunjuk arah tertutup abu vulkanik yang keluar dari kawah Gunung Bromo di Probolinggo, Jawa Timur, Selasa, 19 Maret 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Umarul Faruq

VIVA – Erupsi Gunung Bromo terus mengalami peningkatan setiap hari. Peningkatan aktivitas vulkanis Gunung Bromo terjadi sejak 29 Februari 2019. Statusnyapun, mengalami peningkatan dari aktif normal menjadi waspada atau level II.

Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Syarif Hidayat mengatakan, dampak dari erupsi ini menurunkan kunjungan wisawatan sekira 60 persen ketimbang sebelum erupsi.

"Data pada Selasa kemarin, 19 Maret 2019. Masih ada 78 wisatawan yang masuk lewat Pos Cemorolawang, 84 orang lewat Coban Trisula dan 46 orang melalui Pananjakan. Perkiraan turun hingga 60 persen," kata Syarif, Rabu 20 Maret 2019.

Syarif menyebut, selain faktor erupsi tren kunjungan di TNBTS pada Januari hingga Maret, masuk kategori low season. Data dari TNBTS pada 2018, kunjungan wisata nusantara di bulan Februari tercatat 35.164 dan mancanegara 744 orang.

"Sedangkan di 2019, kunjungan di bulan Februari untuk wisata nusantara tercatat 31.692 turun lebih kurang 3.472 pengunjung. Sedangkan wisata asing atau mancanegara 758 orang, ada kenaikan 14 orang. Bulan Maret belum masuk karena belum direkap," ujar Syarif.

Sebagai antisipasi bahaya abu vulkanik, TNBTS mengimbau wisatawan menjauh hingga radius satu kilometer dari kawah aktif Bromo. Adapun material vulkanis Bromo berupa abu dan kerikil.

"Kami mengimbau pengunjung, agar menggunakan topi, kacamata, masker dan jaket saat berwisata di Bromo. Guyuran abu vulkanik masih terjadi. Erupsi terus intensif dengan volume tekanan bervariasi, tremor 0,5 milimeter sampai tiga milimeter, dominan satu milimeter," tutur Syarif. (asp)