Suhendi Raih Untung dari Lidah Buaya
- timesindonesia
Menjadi pengusaha di sektor pertanian ternyata sungguh menggiurkan. Hanya bermodal lahan seluas 3.000 meter persegi, petani asal kampung Tari Kolot, Desa Cimande, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Suhendi bisa meraup omset hingga setengah miliar lebih per tahun hanya dari tanaman Lidah Buaya.
Pria yang kini sudah tidak muda lagi itu, mencium peluang bisnis tanaman 'Lidah Buaya' setelah mengetahui banyak khasiat yang terkandung dalam tanaman tersebut.
"Sebelumnya saya menanam Buah Pepaya, setelah tahu banyak khasiat yang terkandung di dalam Lidah Buaya dan harganya bagus, saya beralih ke situ (ganti tanaman dari pepaya menjadi Lidah Buaya)," kata Suhendi di Ladang Pertanian Lidah Buaya, kampung Tari kolot, Desa Cimande, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Selasa (12/03/2019).
"Lidah buaya selain bermanfaat untuk kecantikan, juga bermanfaat untuk maag kronis. Panas dalam, meriang, pileg, diabetes, masuk angin dan stamina dan juga bagus buat antioksidan, khasiatnya luar biasa," tambah dia.
Ketua Ketua Forum Komunikasi P4S Nasional ini mengatakan bahwa Lidah Buaya dijual dalam tiga bentuk. Pertama, menjual lidah buaya dalam bentuk pelepah, kedua dalam bentuk olahan 'Pil Lidah Buaya' dan terakhir dalam bentuk olahan 'Teh Lidah Buaya'.
Dalam satu bulan, angka penjualan pelepah Lidah Buaya bisa mencapai 2,4 ton dengan harga jual Rp 6.000 per pelepah.
"Satu pelepah Harganya Rp 6 ribu, satu Minggu bisa 5-7 kwintal, satu bulan kurang lebih 2,4 ton (total dalam sebulan omset Rp 14.400.000)," katanya.
Kemudian dari penjualan olahan Lidah Buaya berbentuk Pil Lidah Buaya. Dalam sebulan bisa menjual hingga 500 botol.
"Satu botol isinya 50 pil, satu botol harganya Rp 50 ribu, sebulan biasanya laku 500 (total Rp 25.000.000)," kata dia.
Selanjutnya dari olahan Teh Lidah Buaya, dia bisa mendapatkan omset sekitar 4.500.000. Dari hasil penjualan 300 wadah Teh Lidah Buaya dengan harga Rp 15.000. "Satu wadah harganya Rp 15.000," katanya.
Pada kesempatan itu, dia juga menjelaskan bahwa pelepah lidah buaya hanya diambil ketika sudah masak dan setiap bulan maksimal hanya diambil 3 pelepah untuk perpohon.
"Setiap pohon Lidah Buaya kita ambil satu pelepah satu pelepah. Minimal sebulan saya panen sekali atau dua atau tiga kali," kata Suhendi. (*)