Produksi Garam Tidak Terserap Maksimal, Petani Kebingungan

Petani Garam (Foto: Dokumen TIMES Indonesia)
Sumber :
  • timesindonesia

Petani garam di Pamekasan kebingungan saat akan menjual garam hasil panennya. Pasalnya, garam yang ada tidak terserap maksimal oleh PT Garam selaku BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bertanggung jawab menyerap garam rakyat.

"Petani garam di Pamekasan sudah panen. Namun, sampai sekarang panennya masih ditumpuk," ungkap Samsul salah satu petani garam asal Pademawu Pamekasan. Senin, (11/03/2019).

Lebih lanjut, ia menjelaskan puluhan ribu ton garam yang menumpuk mulai dari bulan Juni sampai bulan November tahun 2018 tidak terserap.

"Padahal sekarang sudah memasuki panen kembali," katanya kepada wartawan TIMES Indonesia.

Rendahnya penyerapan garam rakyat mendapat kritik dari aktivis lingkungan Pamekasan. Basri, salah satu aktivis lingkungan tersebut mengatakan bahwa produksi garam yang bagus harus ditopang dengan penyerapan yang maksimal dan sesuai prosedur.

Ia menilai penyerapan dan pengendapan garam tidak akan pernah selesai ketika pemerintah lemah dalam mengambil kebijakan.

"Garam banyak tidak terserap, harga anjlok dan impor garam terus dilakukan. Ini yang menjadi persoalan besar bagi petani garam," tegas Basri. (*)