Siswa Sekolah Perikanan di Aceh Tewas, Diduga Dianiaya Senior
- www.pixabay.com/bykst
VIVA – Seorang siswa kelas I Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Ladong, Aceh Besar, Aceh, ditemukan tewas dengan luka memar di kepalanya. Korban yang bernama Raihan Alsyahri (16) ini diduga tewas setelah dianiaya kakak kelasnya pada Jumat pekan lalu.
Kepala Kepolisian Resor Kota Banda Aceh Komisaris Besar Polisi Trisno Riyanto mengatakan, aparatnya telah memeriksa 18 saksi, di antaranya tujuh orang siswa kelas I hingga III.
Namun, katanya, ada satu orang yang diidentifikasi sebagai aktor tewasnya Raihan. Trisno tak menampik, korban tewas akibat penganiayaan ditandai dengan luka memar di kepala korban.
“Dalam hasil pemeriksaan memang ada seniornya yang melakukan penganiayaan, tapi masih kita dalami,” ujar Trisno kepada wartawan di Banda Aceh, Senin, 4 Maret 2019.
Polisi masih mencari bukti serta meminta keterangan lanjutan pada saksi lain dan hasil autopsi agar bisa diselaraskan untuk menentukan tersangka. Apalagi, Kepolisian sudah mengidentifikasi satu orang yang diduga sebagai aktor.
Korban awalnya dinyatakan hilang pada Rabu, 27 Februari, kemudian ditemukan meninggal dua hari berikutnya. Korban ditemukan tewas di 300 meter dari sekolah SUPM Ladong.
Menurut Kepala Bagian Hubungan Masyarakat SUPM Negeri Ladong, Harun, kasus semacam itu baru kali pertama terjadi di sekolahnya. Ia tak tahu pasti apakah ada kesenjangan antarsiswa senior dan junior di lingkungan sekolah yang berada di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan itu.
SUPM Ladong menyerahkan semuanya kepada polisi agar kasus ini bisa diselesaikan. Dengan kasus ini, otoritas sekolah akan meningkatkan pengawasan.
Ada masalah di sekolah
Korban Raihan Alsyahri ditemukan tewas di atas bukit di pekarangan kompleks sekolah dengan luka memar di bagian kepala pada Jumat pekan lalu. Mayatnya kali pertama ditemukan oleh seorang petani setempat, sekitar 300 meter dari kompleks sekolah.
Kondisi jenazah saat ditemukan ada tanda kekerasan pada bagian tubuhnya. Namun polisi masih menyelidiki lebih detail penyebab kematian Raihan.
Ditemui terpisah, ibunda Raihan, Nini Rahayu, mengaku terkejut melihat anaknya menjadi korban pembunuhan. Sejauh ini tidak ada tanda-tanda bahwa Raihan merasa tertekan di sekolah.
Namun, saat terakhir berkomunikasi dengan ibunya, Raihan sempat menyebut ada masalah di sekolah. “Terakhir dua hari yang lalu kami berkomunikasi, dia (Raihan Alsyahri) ada masalah, tapi masalahnya itu, kata dia, sudah [dibahas oleh pimpinan] sampai ke Jakarta. Tapi katanya tidak apa-apa,” ujar Nini saat ditemui di Rumah Sakit Umum Zainal Abidin, Banda Aceh. (mus)