Duh, Pendamping PKH Malah Kampanye Caleg
- timesindonesia
Salah seorang pendamping PKH (Program Keluarga Harapan) Andi Susanto, di Desa Mandiro Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso, diduga kampanye atau mengajak Keluarga Penerima Manfaat (KPM) untuk memilih salah seorang caleg DPRD Kabupaten, atas nama Miftahul Huda.
Hal ini dikatakan oleh ketua kelompok KPM Desa Mandiro Tegalampel Bondowoso, Lilik Suryani.
Lilik mengaku diperintahkan oleh pendampingnya tersebut, untuk meminta salinan KTP kepada seluruh KPM untuk dijadikan sebagai konstituen.
"Saya disuruh ngumpulkan salinanTP seluruh KPM untuk dijadikan sebagai konstituen dan mendukung caleg bernama Miftah. Tapi saya tidak mau, kan saya harus netral sebagai Ketua Kelompok KPM. Bahkan saya di sini menjadi Pengawas TPS di desa sini," kratanya, Sabtu (23/2/2019).
Sementara Andi Susanto, pendamping PKH Desa Mandiro yang diduga ikut politik praktis tersebut, mengaku jika memang dirinya dekat dengan caleg tersebut, karena caleg itu merupakan saudara dari temannya.
Andi juga mengakui bahwa memang nama dirinya sering dicatut untuk kepentingan politik.
Namun, ia tidak membenarkan jika dirinya menyuruh KPM untuk mengampanyekan salah seorang caleg. Terkait foto kopi KTP ia mengakui, tapi untuk pemutakhiran data.
“Saya katakan, tidak pernah menyuruh mereka ke siapa saja, apa lagi dengan ancaman atau Janji-janji. Kami tidak pernah mengancam KPM dan kelompok PKH jika tidak memberikan hak suaranya ke salah satu calon,” ucapnya.
Menanggapi persoalan itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bondowoso, Amir Hidayat mengaku telah mendapatkan laporan mengenai dugaan tentang adanya pendamping PKH yang ikut politik praktis tersebut.
“Saya banyak yang nelpon dan melaporkan pendamping PKH berpolitik praktis. Namun, yang laporan tidak memberikan bukti yang autentik,” katanya, Senin (25/2/2019).
Tak hanya masyarakat saja yang lapor, kata dia, bahkan wakil ketua DPRD Bondowoso, juga lapor terkait permasalahan tersebut.
“Karena banyak laporan, saya langsung memanggil yang bersangkutan untuk menegurnya dan mengingatkan,” ucapnya.
Dijelaskannya juga, bahwa pihaknya bersama kordinator PKH, akan segera mengklarifikasi hal tersebut kepada kelompok dan anggota KPM.
"Saya bersama tim, akan menemui penerima PKH, di Desa Mandiro, agar menunjukkan bukti-buktinya. Takut nantinya permasalahan ini berkesimpulan hoax,” sambungnya.
Amir juga menegaskan, bahwa program PKH, bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat sejahtera, bukan untuk dijadikan alat politik.
Apabila ada oknum pendamping PKH terlibat politik praktis termasuk di Bondowoso, Amin minta hal itu direkam suara atau rekam video, kemudian laporkan ke pihak terkait. (*)