Soal Korban DBD, Ini Penjelasan Dinkes Ponorogo
- timesindonesia
Dinas Kesehatan Pemkab Ponorogo (Dinkes Ponorogo) menjelaskan soal data penderita dan korban demam berdarah dengue (DBD) di wilayahnya.
"Memang, saat ini, simpang siur. Baik data penderita DBB yang dirawat di rumah sakit. Maupun data yang meninggal akibat DBD," kata Kepala Dinkes, drg Rahayu Kusadarini, Selasa (5/2/2019).
Irin, sapaan akrab Drg Rahayu Kusadarini, mengatakan kemungkinan data yang diberikan sejumlah rumah sakit berbeda karena berbagai alasan. Salah satunya, untuk strategi penanganan.
"Kan DB itu ada beberapa kriteria. Sedangkan ketika dokter atau pihak rumah sakit menyatakan DB belum tentu positif DB," jelasnya.
Maksudnya hanya gejala. Ia mengatakan, pihak rumah sakit menyatakan DB hanya untuk strategi penanganan. "Itu hanya strategi penanganan. Sekali lagi ya, hanya untuk strategi penanganan saja," tegas Irin kepada Timesindonesia.co.id
Ia menyebutkan sampai saat ini, data pasien yang masuk ke Dinkes hanya 248 orang. "Itu sudah sesuai dengan kriteria DBD," katanya.
Ia mengatakan kriteria yang dimaksudkan, misalnya trombositnya di bawah 100 ribu, ada kebocoran plasma dan ada pendarahan. "Itu beberapa kriteria DBD," tegasnya.
Sementara untuk yang meninggal dunia, ia mengaku sampai saat ini hanya 4 orang saja. "Kalau ada data yang menyebutkan 9 orang kita akan validasi," tegasnya.
Sebelumnya, data yang dihimpun Timesindonesia.co.id soal pasien DB di beberapa rumah sakit berjumlah 973 penderita DB.
973 pasien DBD itu tersebar di empat rumah sakit di Ponorogo, di antaranya rumah sakit umum daerah (RSUD) dr Harjono ada 347 pasien, RSU Aisyah 260 pasien, RSU Muhammadiyah 116 pasien, RSU Darmayu 68 pasien, RSU Muslimat 182 pasien. (*)